Suara.com - Palestina menyusun rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ditujukan untuk mengakhiri pendudukan Israel pada tahun 2016 mendatang.
Menurut pengakuan sejumlah diplomat PBB, rancangan resolusi tersebut telah disebarkan secara informal kepada negara-negara Arab dan beberapa negara anggota DK PBB. Namun, rancangan tersebut belum diedarkan secara resmi kepada kelimabelas anggota DK PBB.
Adalah salah satu anggota DK PBB yang berhak mengedarkan rancangan tersebut kepada anggota lainnya. Dengan demikian, masih belum diketahui kapan digelar pemungutan suara untuk mengesahkan atau menolak resolusi tersebut.
Rancangan resolusi itu menyerukan penarikan Israel dari seluruh kawasan Palestina yang mereka duduki sejak tahun 1967, termasuk Yerusalem Timur. Hal itu harus dilaksanakan secepatnya dan tidak boleh melebihi bulan November 2016.
Tapi, besar kemungkinan rancangan resolusi tersebut akan ditentang oleh anggota DK PBB yang memegang hak veto. Sebab, mereka adalah negara-negara sekutu Israel.
"Kami sudah mengetahui rencana Presiden Abbas dan kami masih meyakini, dan benar-benar yakin, bahwa satu-satunya jalan untuk menciptakan solusi adalah melalui negosiasi antara dua pihak yang bertikai (Palestina dan Israel," kata duta besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB, Samantha Power.
Israel sendiri, sejauh ini hanya menerima ide "solusi dua negara" di mana negara Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam damai. Namun, Israel menolak mengakui batas-batas kekuasaan yang ditentukan pada tahun 1967 sebagai dasar negosiasi damai.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam sidang Majelis Umum PBB pekan lalu mengatakan, tidak ada gunanya mengadakan perundingan damai dengan Israel. Satu-satunya jalan, menurut Abbas, adalah mengakhiri pendudukan Israel dengan waktu yang ditentukan.
Abbas juga mengecam Israel atas pembantaian warga Gaza selama serangan 50 harinya ke wilayah tersebut. Kecaman itu mendapat reaksi keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu menyebut tuduhan itu "tak tahu malu". (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Tidak Ada Nasi di Rumah, Ibu di Makassar Mau Lempar Anak ke Kanal
-
Cuaca Semarang Hari Ini: Waspada Hujan Ringan, BMKG Ingatkan Puncak Musim Hujan Makin Dekat
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
Terkini
-
Belum Terima BLTS? PT Pos Indonesia Pastikan Surat Pemberitahuan Masih Terus Didistribusikan
-
Survei Tingkat Kepercayaan ke Lembaga Negara: BGN Masuk Tiga Besar, DPR-Parpol di Posisi Buncit
-
Darurat Banjir-Longsor Sumut, Bobby Nasution Fokus Evakuasi dan Buka Akses Jalur Logistik yang Putus
-
KPK Panggil Kakak Hary Tanoe dalam Kasus Bansos Hari Ini
-
Survei Terbaru Populi Center Sebut 81,7 Persen Publik Yakin Prabowo-Gibran Bawa Indonesia Lebih Baik
-
Heartventure Dompet Dhuafa Sapa Masyarakat Sumut, Salurkan Bantuan ke Samosir-Berastagi
-
Bansos Tetap Jalan Meski Sumatera Terendam Bencana, PT Pos Indonesia Pastikan Penyaluran Aman
-
KPK Pertimbangkan Lakukan Eksekusi Sebelum Bebaskan Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi, Ini Penjelasannya
-
Francine PSI Tagih Janji Pramono: kalau Saja Ada CCTV yang Memadai, Mungkin Nasib Alvaro Beda
-
Rano Karno: JIS Siap Hidup Lagi, Pemprov DKI Benahi Akses dan Fasilitas Pendukung