Suara.com - Aksi pertempuran kembali terjadi di Ukraina, satu bulan setelah kelompok pemberontah dan pemerintah Ukraina sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
Ledakan kembali terdengar di kota Donetsk. Padahal, pada 5 September lalu kedua belah pihak yang bertekad sepakat untuk melakukan gencatan senjata.
“Tidak ada gencatan senjata. Kamu dengar itu?” kata Yaketerina Manannikova (31 tahun), salah satu warga Ukraina sambil menunjuk ke arah bandara di Donetsk.
“Perdamaian sudah dideklarasikan, harus berapa kali hal itu dilakukan agar benar-benar efektif? Dua atau tiga kali?” tanya Vitaly Chura (29 tahun), yang menuding kelompok separatis melanggar perjanjian perdamaian.
Salah satu isi perjanjian perdamaian antara kelompok pemberontak dengan Ukraina adalah membentuk zona penyangga sepanjang 30 kilometer.
Pemerintah Ukraina menolak untuk menarik pasukan sampai kelompok pemberontak menghentikan serangan bersenjata, termasuk ke bandara.
Juru bicara militer Ukraina, Volodymyr Polyovy mengatakan, kelompok pemberontak melontarkan dua kali serangan ke bandara dengan menggunakan tank. Dua tentara dan tiga warga sipil tewas dalam insiden itu.
Dengan demikian, jumlah korban tewas dalam konflik bersenjata antara Ukraina dengan kelompok pemberontak bertambah menjadi 80 orang.
Keterangan tertulis dari kelompok pemberontak yang diunggah ke laman resmi mereka menyebut, gencatan bersenjata jauh lebih buruk dibandingkan pertempuran. Meski kembali terjadi kontak senjata, kedua belah pihak menegaskan perjanjian perdamaian tetap berlaku.
Rusia dan Ukraina sudah membentuk kelompok bersama Organisation for Security and Co-operation in Europe (OSCE) untuk melakukan patroli di lini depan. (AFP/CNA)
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- 7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap
-
Atasi Kemacetan Ragunan, Pramono Anung Bangun Parkir Bertingkat dan Hadirkan Wisata Malam
-
Dasco Minta Kader Gerindra Mulai Panaskan Mesin Politik: Tiga Tahun Lagi 2029
-
Dana Transfer Pusat Dipotong Rp15 T, Pramono Anung Minta Anak Buahnya Jangan Ngeluh
-
Mekarkan Kelurahan Kapuk Jadi Tiga, Kebijakan Pramono Disambut Baik Warga
-
Copot Arief Prasetyo, Prabowo Dikabarkan Angkat Mentan Amran jadi Kepala Bapanas
-
Solusi Macet Jakarta Utara! LRT Jakarta Bakal Tembus JIS hingga PIK 2, Simak Rutenya
-
Buntut Ribuan Siswa Keracunan, Kemenkes Terbitkan Aturan Baru Keamanan Pangan untuk Program MBG
-
KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker yang Diduga Terima Uang Pemerasan Rp50 Juta per Minggu