Suara.com - Warga negara Inggris John Cantlie yang disandera oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kembali tampil dalam video propaganda yang dirilis oleh kelompok militan tersebut. Jurnalis foto yang hilang sejak tahun lalu saat bekerja di Suriah terlihat duduk di atas bangku dan menggunakan baju berwarna oranye.
Video propaganda tersebut berjudul Lend Me Your Ears (Pinjami Saya Telinga Anda), pesan dari John Cantlie episode kelima. Sambil menatap kamera, Cantlie menggambarkan dirinya sebagai warga negara Inggris yang ditelantarkan oleh pemerintahnya sendiri selama hampir dua tahun.
Dia juga mengatakan, para sandera diperlakukan dengan sangat baik oleh pejuang ISIS. 
“Kecuali kalau kami berupaya untuk melarikan diri, mereka memperlakukan kami dengan sangat baik. Kami membaca buku, bermain dan juga memberikan kuliah untuk sesuatu yang kami kuasai. Ini bukan kehidupan yang buruk,” ujarnya.
Dalam video itu, terlihat sejumlah kertas dan juga pulpen di atas meja. Menurut Cantlie, kertas-kertas itu adalah surat elektronik antara keluarga sandera dengan pemerintah Amerika Serikat.
Menurut dia, pemerintah Amerika sama sekali tidak membantu keluarga untuk bisa berkomunikasi dengan sandera ISIS. Tanpa emosi, Cantlie juga bercerita tentang bagaimana sandera yang berasal dari negara Eropa dibebaskan setelah melakukan negosiasi.
“Sandera dari Prancis, Jerman dan Denmark satu per satu dibebaskan. Hanya sandera dari Inggris dan Amerika yang tetap bertahan, sepertinya memang tidak ada negosiasi yang dilakukan pemerintah dengan mereka,” jelasnya. (Dailymail)
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Empat Pendukung ISIS di Sumatera Diciduk Densus 88! Gunakan Media Sosial untuk Provokasi Teror
 - 
            
              Turki Gempur ISIS Online: 26 Orang Ditangkap Terkait Propaganda Teror di Medsos
 - 
            
              Serangan Udara AS di Somalia Tewaskan Tokoh Kunci ISIS, Siapa?
 - 
            
              Gempur Persembunyian ISIS di Pegunungan Somalia, AS Klaim Sukses Besar
 - 
            
              Turki Desak Prancis Pulangkan Warganya yang Terlibat ISIS di Suriah
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
 - 
            
              Legal Standing Dipertanyakan Hakim MK, Pemohon Uji UU TNI Singgung Kasus Almas
 - 
            
              Aksi Solidaritas Tempo di Makassar Ricuh, Jurnalis Dipukul