Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku kaget setelah mengetahui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor perikanan hanya sebesar Rp8.000 per gross ton.
"Saya terhenyak kapal kargo yang membawa hasil perikanan ini ternyata PNBP Rp8.000 perak per gross ton, saya pikir 8.000 Dollar, di acara forum CEO saya bilang, harga rokok saya lebih mahal dari PNBP kapal per grosstonnya," kata Susi di Grand Hyatt, Jakarta, Jumat (7/11/2014).
Susi lalu berandai-andai, jika yang didapat adalah 1.000 grosston dan jumlahnya dikali Rp8.000, maka negara hanya mendapatkan Rp8 juta. Padahal, kapal-kapal asing membawa ribuan ton hasil laut Indonesia ke Eropa, Amerika, Thailand, Vietnam, dan Cina.
"Semua mendapatkan keuntungan dari laut kita. Kita cuma dapet tadi Rp8.000 tadi PNBP-nya per grosston," katanya.
Oleh karena itu, Susi berencana menaikkan PNBP dari Rp8.000 per grosston menjadi Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
Berdasarkan data, total kapal besar di Indonesia yang berkapasitas diatas 30 grosston berjumlah sekitar 5.300 kapal. Sekira 4.000 diantaranya adalah kapal Indonesia, sementara 1.200 lainnya merupakan bekas kapal asing.
"Yang seribu tadi kebanyakan eksportnya tidak lewat pelabuhan kita, tidak masuk dalam angka eksport kita. Jadi negara ini tidak dapat apa-apa kecuali Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)," paparnya.
Yang memprihatinkan lagi, menurut Susi, PNBP untuk kapal tersebut hanya Rp 30 juta. Itu berlaku untuk kapal besar atau kecil yang mengangkut ikan diatas 30 ton. Ditambah Pungutan Hasil Perikanan (PHP)-nya sangat kecil.
"Karena tadi Pungutan Pengusahaan Perikanan (PPP) dan Pungutan Hasil Perikanan (PHP)-nya sangat kecil, maka pendapatannya juga sangat kecil," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!