Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta evakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diselesaikan lebih dulu sebelum kegiatan yang lain.
"Yang paling penting sekarang evakuasi dulu. Saya sudah pesan tadi, dirampungkan dulu evakuasinya, kita tidak akan bicara yang lain, konsentrasi evakuasi," kata Presiden di Banjarnegara, Minggu siang.
Kepala Negara mengatakan hal itu kepada wartawan usai mengunjungi lokasi longsor dan tempat pengungsian warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara.
Terkait dukungan sarana untuk evakuasi, Presiden mengatakan bahwa hal itu akan dilakukan dengan bantuan ekskavator.
"Nanti kalau jalannya sudah didorong (material yang menutup ruas jalan), sudah bisa dibuka, ekskavator masuk. Diperkirakan besok (Senin) ekskavator masuk karena memang kondisinya seperti itu," kata Presiden.
Saat ditanya mengenai batasan waktu evakuasi, Presiden mengatakan bahwa hal itu akan dilihat di lapangan.
Presiden mengakui bahwa titik-titik rawan longsor di Jawa Tengah banyak sekali.
Oleh karena saat ini musim hujan, Presiden mengimbau seluruh warga untuk berhati-hati dan waspada terutama yang berada di daerah rawan longsor.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana meninjau lokasi longsor di Dusun Jemblung.
Bahkan, Presiden menyempatkan diri untuk turun ke permukiman yang tertimbun tanah longsor untuk melihat lebih dekat proses evakuasi.
Selanjutnya, Presiden beserta Ibu Negara Iriana mengunjungi tempat pengungsian warga Dusun Jemblung di Desa Ambal, Kecamatan Karangkobar.
Di tempat itu, Presiden berkesempatan memberikan bantuan kepada para pengungsi khususnya yang rumahnya tertimpa tanah longsor.
Usai memberikan bantuan, Presiden beserta Ibu Negara Iriana meninggalkan lokasi bencana.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Desa Sampang Purwanto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo memberikan sejumlah uang untuk setiap keluarga korban longsor terutama yang rumahnya tertimpa longsoran.
Selain itu, kata dia, Presiden juga memberikan uang sebesar Rp20 juta kepada Kepala Dusun Jemblung untuk digunakan memenuhi keperluan pengungsi selama beberapa hari.
"Di Dusun Jemblung terdapat 82 keluarga yang terdiri 253 jiwa. Jumlah warga kami yang tertimbun sekitar 100 orang," katanya.
Berdasarkan data sementara Posko Induk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, jumlah jenazah yang telah ditemukan sebanyak 32 orang, tujuh orang di antaranya belum teridentifikasi.
Sementara jumlah pengungsi secara keseluruhan mencapai 649 jiwa yang tersebar di 12 lokasi pengungsian.
Para pengungsi tersebut tidak hanya berasal dari Dusun Jemblung, tetapi juga dusun lainnya yang terancam bencanan longsor. (Antara)
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu