Suara.com - Nepal, negara di pegunungan Himalaya yang berbatasan dengan India dan Cina, tampaknya tak mau ketinggalan tren ajang pencarian bakat yang menjamur di stasiun-stasiun televisi di berbagai negara.
Baru-baru ini, mereka juga menggelar acara serupa. Bedanya, ajang tersebut bukan untuk mencari bintang yang berbakat dalam bidang menyanyi, menari, atau akting, melainkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang paling jujur.
Mencari PNS yang punya faktor-x, begitu tujuan ajang yang diberi nama Integrity Idol ini. Selain mencari PNS berintegritas, kontes ini juga untuk menghilangkan stigma buruk masyarakat terhadap pemerintah yang dinilai bobrok oleh korupsi.
Kontes ini diselenggarakan oleh Accountability Lab, organisasi non-pemerintah yang giat mempromosikan kejujuran di departemen-departemen pemerintahan sekaligus mendorong akuntabilitas pemerintah. Lebih dari 300 PNS yang ikut serta dalam kontes ini. Dari ratusan orang itu disaring menjadi 5 finalis yang terdiri atas seorang pekerja kesehatan, dua guru, seorang pegawai pendidikan distrik, dan dua pekerja kesehatan ibu dan anak dari desa terpencil.
Adalah para pelajar Nepal yang diberikan mandat untuk memberikan pertanyaan kepada para finalis dalam sebuah acara televisi berdurasi 30 menit. Kemudian, para pemirsa diminta memberikan suaranya hingga tengah malam. Mereka yang mendapat suara terbanyak pada Minggu (14/12/2014) tengah malam menjadi juaranya.
Pemenangnya akan diumumkan pada pekan depan. Sang juara akan mendapat sebuah sertifikat, penghargaan atas dedikasi, integritas, dan kejujurannya dalam bekerja.
Salah satu finalisnya adalah Bhuwan Kumari Dangol, dosen mahasiswa ilmu keperawatan selama 15 tahun. Bhuwan mengatakan, dirinya belum melakukan hal yang luar biasa sehingga layak dipilih.
"Apa yang saya lakukan adalah untuk memenuhi kewajiban saya secara benar dan tidak melenceng," kata perempuan itu merendah.
Tahun ini, Nepal berada di urutan 126 dari 175 negara dalam daftar indeks persepsi korupsi global. Padahal, tahun lalu, Nepal masih berada di urutan 116.
"Ini artinya Nepal menjadi lebih korup dan kurang akuntabel daripada tahun 2013," kata direktur eksekutif Transparency International Nepal, Ashish Thapa. (Reuters)
Tag
Terpopuler
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Patrick Kluivert Senyum Nih, 3 Sosok Kuat Calon Menpora, Ada Bos Eks Klub Liga 1
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota
-
Komisi III DPR Dukung Rencana Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri
-
Greenpeace Murka, Kecam Izin Baru PT Gag Nikel yang Bakal Merusak Raja Ampat