Suara.com - Anggota Dewan Penasehat Fraksi Demokrat DPR Syarief Hasan meminta Presiden Joko Widodo tidak melantik Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri. Sebab, Budi telah menjadi tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi yang sekarang sedang ditangani KPK.
"Paling bagus adalah mencabut, karena lolos di DPR sebaiknya itu tidak dilantik oleh presiden,itu aja," kata Syarief di DPR, Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Hari ini, Fraksi Demokrat tidak hadir di sidang fit and proper test calon Kapolri. Alasan mereka adalah status Budi yang saat ini sudah ditetapkan KPK menjadi tersangka.
"Kan sudah jelas, status hukumnya itu salah satu, etiknya juga," tuturnya.
Fit and proper test calon Kapolri telah selesai dilaksanakan.
Sembilan fraksi di Komisi III secara aklamasi mendukung Budi Gunawan menjadi Kapolri untuk menggantikan Jenderal Sutarman.
KPK menetapkan Budi menjadi tersangka pada Selasa (13/1/2015). KPK menyatakan telah menemukan transaksi mencurigakan di rekening Budi. Dugaan kasus penerimaan hadiah dan janji itu terjadi ketika Budi masih menjabat Kepala Biro Pembinaan Karir di Mabes Polri.
Tapi, Budi membantah ada transaksi mencurigakan. Ia mengatakan berdasarkan pemeriksaan Bareskim Mabes Polri, hartanya bersih.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Terang yang Dinanti Tiba di Desa Ngruwet, Ini Kisah Bahagia Karmini Rasakan Kemerdekaan Energi
-
Mau ke Big Bad Wolf di NICE PIK 2? Bisa Naik Transjakarta hingga Shuttle Bandara
-
Kriteria Seseorang Bisa Dikatakan Pahlawan Nasional, Apakah Soeharto Layak?
-
Jejak Eks Bupati Sleman Sri Purnomo: Dari Guru dan Bupati 2 Periode, Kini Ditahan Korupsi Dana Hibah
-
Belum Kepikiran Banding, Jaksa Pasrah Hakim Vonis Ringan Nikita Mirzani?
-
Kejinya Sejoli di Karawang Pembunuh Bayi: Mulut Ditutup Lakban, Dibuang Pakai Tas Ransel
-
DPD RI Gelar DPD Award 2025 Perdana, Angkat Kiprah Pahlawan Daerah ke Panggung Nasional
-
Rampas Motor Emak-emak saat Bonceng Anak, Polisi Buru Komplotan Debt Colletor di Pulogadung
-
DPR Dukung Penyelidikan Korupsi Whoosh: Tidak Boleh Tebang Pilih!
-
Biar Tetap Eksis di Dunia Pendidikan, Begini Tantangan Pesantren Gembleng Para Santri