Suara.com - Anggota Komisi III DPR dari PPP Arsul Sani meminta Tim Konsultatif Independen yang dibentuk Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan kemelut KPK dan Polri, juga mendengarkan masukan dari internal Polri. Arsul menilai rekomendasi tim yang telah disampaikan ke Jokowi kurang independen.
"Saya punya catatan, tim ini kan belum melakukan fact finding, tapi sudah mengeluarkan rekomendasi. Harusnya biar lebih adil dengarkan dulu kelompok masyarakat sipil, kelompok masyarakat yang ada di Polri. Ini kan lebih berat ke KPK-nya," kata Arsul di DPR, Jakarta, Kamis (29/1/2015).
"Dengar juga para bintang (perwira tinggi) di Mabes Polri. Perwira-perwira di sana, itu harus didengar. Pun keputusannya tetap sama dengan yang sekarang, yang penting sudah didengar," tambah Arsul.
Arsul menambahkan tim independen akan menemui kesulitan untuk melakukan fact finding karena belum ada payung hukumnya, yakni Keputusan Presiden.
"Mereka harus memiliki payung hukum supaya bisa melakukan fact finding dengan optimal. Kalau tidak punya bagaimana mereka melakukannya. Ibarat datang ke pesta tapi tidak bawa undangannya," ujar Arsul.
Menurut Arsul tim independen juga belum bekerja secara maksimal karena tidak bisa melakukan fact finding. Karena itu, menurut Arsul, rekomendasi yang dihasilkan tim merupakan rekomendasi yang terburu-buru.
"Kalau modelnya hanya melakukan media monitoring tanpa melakukan fact finding, saya rasa rekomendasinya prematur," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
-
Meski Ada Menkeu Purbaya, Bank Dunia Prediksi Ekonomi RI Tetap Gelap
-
Kritik Bank Dunia ke BUMN: Jago Dominasi Tapi Produktivitasnya Kalah Sama Swasta!
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
Terkini
-
Bukan Takdir, Konten Kerator Ini Bongkar Dugaan Kelalaian Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny
-
Makin Panas! Yai Mim Laporkan Pembakaran Sajadah, 7 Orang Terseret Termasuk RT dan RW
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Komisi IX DPR Gelar Rapat Tertutup Bareng Kemenaker Hari Ini, Bahas Apa?
-
Apa itu Etanol yang Mau Dicampurkan ke BBM oleh Pemerintah?
-
Sekolah Internasional NJIS Turut Diteror Bom, Pelaku Minta Tebusan USD 30 Ribu Via Kripto
-
Dicap Cacat Bawaan, Subhan Palal Penggugat Ijazah Bongkar 4 Unsur Gibran Melawan Hukum!
-
Sidang Praperadilan Nadiem Makarim Kembali Digelar, Kejagung Hadirkan Ahli Hukum dan Bawa Bukti Ini
-
KY 'Bedah' Vonis 1.631 Halaman Putusan Tom Lembong, Nasib Hakim di Ujung Tanduk?
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 8 Oktober 2025: Waspada Hujan & Suhu Panas di Indonesia