Suara.com - Seorang pastor dari Australia berharap dua terpidana mati, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan diberi kesempatan kedua mengajukan grasi kepada presiden. Mithram mengaku memiliki kedekatan emosional dengan keluarga Sukumaran karena menjadi jemaat di gereja yang sama selama hampir 15 tahun.
"Saya percaya mereka harus diberikan kesempatan kedua karena kedua orang itu telah membawa kebaikan bagi orang lain," ujar pastor Mithran Chellapah dari Gereja C3 Australia saat ditemui di Lembaga Pemasyarakatan Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (7/2/2015).
Dia mengunjungi Kerobokan sebagai bentuk empati terhadap kedua narapidana yang ditangkap pada 2005 karena menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram itu.
"Mereka sudah mengubah kehidupan orang lain (sesama narapidana) di tengah masa sulit ini," ucapnya.
Menurut Mithram, kedua pria tersebut sangat stres menjelang pelaksanaan eksekusi mati yang hingga kini belum diketahui waktu dan tempat pelaksanaannya.
"Mereka cukup stres dan kami berharap semuanya berjalan baik," ucapnya.
Tak hanya pastor asing itu, Konsul Konsulat Jenderal Australia di Denpasar, Majel Hind, juga mendampingi kedua warganya yang menjadi tahanan di lapas setempat. Namun Majel seperti biasa tidak berkomentar terkait kondisi kedua narapindana itu.
Pengadilan Negeri Denpasar menjatuhkan hukuman mati kepada Myuran Sukumaran dan Andrew Chan pada 2006. Presiden Joko Widodo telah menolak grasi kedua narapidana itu.
Sementara itu, terkait pelaksanaan hukuman mati hingga kini belum diketahui tempat dan waktunya. Namun dipastikan eksekusi tidak akan dilaksanakan di Bali atas permintaan Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan masyarakat setempat. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Rekam Jejak Abraham Samad, Kini Terjerat Isu Ijazah Palsu Jokowi
-
Jokowi Bilang SBY Negarawan, Demokrat Anggap Polemik 'Partai Biru' Selesai
-
Kecam Pengadu Domba, Ibas Murka Demokrat Diseret Isu Ijazah Jokowi
-
Wali Kota di Jepang Mengundurkan Diri Usai Skandal Ijazah Palsu, Dibandingkan dengan Indonesia
-
Pengamat Ungkap "Jokowi Belum Selesai": Masih akan Pengaruhi Peta Politik Nasional
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Sejati Adalah Saat Suara Rakyat Didengar, Bukan Hanya Dipilih
-
Irine Gayatri BRIN Bedah 'Pasang Surut' Gerakan Rakyat
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash