Suara.com - Peta koalisi partai politik antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih berpeluang mengalami perubahan pascakonflik Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
"Kemungkinan berubah, sebab basis kekuatan politik kita sangat mudah berubah," kata pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris di Yogyakarta, Senin (23/2/2015).
Menurut dia, perubahan peta politik koalisi parpol antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) semakin menguat terjadi, lebih-lebih ketika dalam konteks pengisian jabatan publik, Presiden Joko Widodo tidak lagi bersedia didikte oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurut Syamsuddin, PDIP sebaiknya segera mengubah sikap dengan tidak memperlakukan Presiden Joko Widodo sebagai petugas partai.
"Sebaiknya PDIP tunduk pada Jokowi sebagai Presiden, dan jangan lagi memperlakukannya sebagai petugas partai," kata dia.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito mengatakan PDIP tidak mungkin memakzulkan Presiden akibat pembatalan pelantikan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri, sebab memerlukan prosedur panjang dan prasyarat yang tidak mudah secara hukum.
Menurut dia, apabila PDIP tidak melakukan strategi yang benar justru akan berpotensi mengalami penurunan elektabilitas pada pemilu mendatang.
"Justru jika salah langkah, PDIP akan menuai pada lima tahun mendatang," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal
-
OC Kaligis Sebut Sidang Sengketa PT WKM dan PT Position Penuh Rekayasa, Ini Alasannya
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Biaya Haji Tahun 2026 Ditetapkan Rp87 Juta, Wamenhaj: Harusnya Naik Rp2,7 Juta
-
Jejak Pemerasan Rp53 M di Kemnaker: KPK Geledah Rumah Eks Sekjen Heri Sudarmanto, 1 Mobil Disita
-
Presiden Prabowo Panggil Dasco Mendadak Tadi Pagi, Bahas Apa?