Pakar diplomasi Hubungan Internasional Tirta Mursitama, langkah Presiden Joko Widodo untuk mengeksekusi terpidana mati kasus narkotika menunjukkan pemerintah kukuh untuk mempertahankan kedaulatan hukum Indonesia.
"Kita harus melihatnya secara positif, bahwa Presiden kita bisa mengingatkan dunia bahwa ini adalah hukum di Indonesia, dan ini adalah kedaulatan kita," kata Tirta di sela diskusi bertajuk 'Diplomasi dan Hukuman Mati' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu(7/3/2015).
Karena itu ia sangat mendukung keputusan Jokowi dan menegaskan penolakan yang dilakukan oleh Australia dan sejumlah negara lain hanyalah upaya mereka untuk melindungi warga-negaranya.
"Apa yang diputuskan oleh Presiden Jokowi sangatlah bagus, dia sudah memberikan pesan kepada dunia internasional bahwa kita bisa menegakkan hukum kita. Penolakan Australia sebenarnya hanyalah persepsi kita saja, dan itu adalah seni dalam berdiplomasi," tambahnya.
Seperti diketahui, sejak memegang tampuk kekuasaan pada 20 Oktober 2014 lalu, Pemerintahan Jokowi-JK sudah mengeksekusi sejumlah terpidana mati kasus narkoba. Gelombang pertama eksekusi telah dilakukan pada Januari lalu.
Sedangkan gelombang kedua akan dilakukan dalam waktu dekat, terhadap sembilan terpidana mati termasuk dua pentolan Bali Nine yang ditangkap karena terbukti berusaha menyelundupkan heroin ke Indonesia.
Keputusan ini mengundang protes dari pemerintah Australia dan Brasil, meski cara yang dilakukan dinilai oleh sejumlah kalangan sangat tidak elok. Terpidana mati antara lain berasal dari Perancis, Ghana, Brasil, Nigeria, Filipina, dan Indonesia.
Tag
Berita Terkait
-
Video Pejabat Korupsi Dijemput Paksa Lalu Dihukum Mati? Fakta Aslinya Justru Bikin Hati Miris
-
Konten Kreator Bongkar Kebodohan Noel: Dari Hukuman Mati Koruptor ke Tes CPNS
-
Wamenaker Noel Ditangkap, Senin Harusnya Jadi Pembicara Talkshow 'Hukuman Mati Koruptor'
-
Wamenaker Noel Ditangkap KPK, Adian PDIP: Bagaimana Kelanjutan Talk Show 'Hukuman Mati Koruptor'?
-
Ditangkap KPK, Wamen Immanuel Pernah Dukung Hukuman Mati bagi Koruptor
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta