Suara.com - Peneliti Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Firman Noor menilai Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerapkan gaya komunikasi antisantun.
"Awalnya kita kenal politik santun dengan anggapan sebagai penyerap aspirasi. Namun lama-kelamaan, gaya santun dipercaya akan luntur dan muncul gaya politik yang lebih mementingkan hasil ketimbang cara," kata Firman di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (15/3/2015).
Firman menambahkan gaya komunikasi Ahok tidak mudah diterima oleh masyarakat Jakarta. Itu sebabnya, Firman berharap cara Ahok berkomunikasi diperbaiki.
"(Komunikasi ini) karena mengedepankan emosi tidak membuat ketenangan dan kejelasan kepada publik, tidak tepat," katanya.
Gaya komunikasi tersebut, kata Firman, memunculkan kesan seakan semua orang salah dan hanya Ahok yang benar.
Terutama selama terjadi perselisihan soal APBD 2015 dengan DPRD, menurut Firman, ada inkonsistensi dari Ahok, terkadang menyalahkan anggota dewan, terkadang menyalahkan PNS. Menurut Firman gaya seperti itu juga perlu diperbaiki.
"Kadang menyalahkan DPRD, kadang PNS-nya, nah dia ada di posisi mana," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar