Suara.com - Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto menganggap wajar testimoni yang dilakukan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin di KPK, Rabu (18/3/2015).
Nazaruddin menyebut Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas tahu aliran dana ke internal Partai Demokrat terkait dukungan dalam angket pajak.
"Nazar ini bukan sekali ini saja. Setiap ada kesempatan ketika beliau (mengatakan) merasa tertekan posisinya di KPK, lalu melemparkan testimoni-testimoninya, khusus testimoninya Mas Ibas, bukan sekali ini saja, setiap dia ada kesempatan selalu bicara. Saya tidak tahu tujuannya apa," kata Didik di DPR, Jakarta, Rabu (18/3/2015).
Dia menambahkan kalau bicara fakta hukum untuk kasus ini, pada tahun 2009, Ibas belum menjadi ketua fraksi.
"Mas Ibas belum menjadi Ketua Fraksi. Kewenangannya tidak ada dalam konteks mengatur itu, bahkan Mas Ibas ketika dikatakan soal Bali (Alkes Udayana) segala macam itu, Mas Ibas Komisi I bukan Komisi X," kata dia.
Didik menambahkan tidak ingin berandai-andai tentang adanya orang yang memanfaatkan Nazaruddin untuk mengeluarkan testimoni seperti itu.
"Ya kita masih berpositif thinking, lah, karena kita melihat Nazar ini kebiasaannya, budayanya selalu begitu. Bukan kita mengkambing hitamkan kelompok tertentu untuk menanggapi statement Nazar, tapi ini sudah menjadi tabiat dia, buat saya sih sudah sampah," kata Sekretaris Fraksi Demokrat DPR.
Terkait apakah Demokrat akan menggugat Nazaruddin karena menyebut-nyebut nama Ibas, Didik mengatakan belum akan melakukannya karena belum penting.
"Kalau (proses langkah) hukum itu tentunya kan mesti ketika melaporkan substansinya jelas, materilnya, langkah hukum bukan hanya langkah emosional, langkah ini untuk memberikan edukasi kepada siapa saja ketika melakukan upaya itu, tapi kan Mas Ibas melihat itu belum sampai tataran substansi legalnya," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Operasi Tanpa Izin, Dishub Segel Dua Lokasi Parkir Milik BUMD Dharma Jaya
-
Cabuli Keponakan Sambil Direkam, Aksi Bejat Paman Terbongkar usai Ortu Korban Lihat Kiriman Email
-
Di Balik Skandal Irjen Krishna Murti: Inilah Nany Arianty Utama, Istri Sah yang Setia Dampingi Suami
-
Sidang Gugatan Perkosaan Mei '98, Kuasa Hukum Fadli Zon Mengaku Belum Tahu Objek Perkara
-
Penyelidikan Kasus Kematian Arya Daru Masih Lanjut, Polisi Terbuka Jika Keluarga Punya Bukti Baru
-
Karma Kopi Sianida? Aib Irjen Krishna Murti Dibongkar Rismon, Dituding Main Serong Hingga Cuci Uang
-
Hari Tani Nasional 2025: Ketimpangan Agraria Jerat Petani, SPI Desak Pemerintah Bertindak!
-
Dana Rp200 Triliun Mengalir ke Himbara: Banggar DPR Wanti-Wanti, Awas Salah Sasaran!
-
Ratusan Pelajar Keracunan Massal Usai Santap MBG, Polisi Turun Tangan Hingga RS Kewalahan
-
Amarah Memuncak, Suami di Cakung Bakar Kontrakan Usai Ribut dengan Istri