Suara.com - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parwansa mengajak Muslimat NU Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, untuk menolak paham radikal yang mengarah gerakan terorisme, seperti kelompok yang menamakan diri negara Islam Irak dan Suriah.
"PBNU sudah berkali-kali menyatakan menolak ISIS," kata Khofifah, yang juga Menteri Sosial Kabinet Kerja, dalam Pengajian Akbar Hari Lahir ke-69 Muslimat NU di Pendopo Dipokusumo, Purbalingga, Jawa Tengah, Minggu (22/3/2015).
Saat ditemui wartawan usai pengajian, Khofifah mengatakan bahwa kaum ibu memiliki sensitifitas dalam mengenali perilaku dan perubahan sikap anak-anaknya.
Oleh karena itu, kata dia, kaum ibu rumah tangga bisa menangkal paham radikal yang mengarah pada terorisme, termasuk Islamic State Iraq and Syiria (ISIS/IS).
Menurut dia, dalam tubuh muslimat telah terbangun perspektif jihad rahmatan lilalamin (membawa berkah bagi alam semesta).
"Kalau ada idiom syiar agama Islam pakai kekerasan dan melakukan kejahatan kemanusiaan, kita semua harus bergandeng tangan untuk menolak itu," katanya.
Disinggung mengenai langkah nyata Kementerian Sosial dalam menekan radikalisme, Khofifah mengakui bahwa berkembangnya paham itu akibat adanya kesenjangan sosial.
Akan tetapi, menurut dia, kesenjangan sosial merupakan masalah yang ditangani lintas kementerian dan lembaga.
"Kementerian Sosial itu pada posisi membangun keserasian sosial dan integrasi sosial. Itu ada nomenklatur APBN-nya, keserasian sosial dan integrasi sosial," katanya.
Dalam hal ini, dia mencontohkan ketika ada jeda kemanusiaan di Aceh.
"Saya tiga hari lalu ke Aceh Selatan, saya ketemu eks kombatan karena cukup banyak eks kombatan Aceh yang mengalami proses pengintegrasian nasionalisme mereka melalui diklat di Kementerian Sosial," katanya.
Selain Aceh, ia mengemukakan di Poso juga banyak peran Kementerian Sosial melalui Tim Spider yang berada di Balai Besar Kementerian Sosial, Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Kementerian Sosial melalui Pusat Penyuluhan Sosial mengajak membangun keserasian sosial.
"Apa yang menjadikan disharmoni, ini harus kita bangun keserasian kembali karena dinamik sekali," katanya menambahkan. (Antara)
Berita Terkait
-
Ajaran ISIS Diperkirakan Sudah Lama Masuk Indonesia
-
Bila ISIS Tak Ditangani, Indonesia Bisa Diserang Bom Bunuh Diri
-
Ini Dia Peran Lima Terduga ISIS, Ada yang Cari Duit dan Bikin Web
-
Cari Bukti Tambahan terkait ISIS, Polisi Geledah Empat Rumah
-
Ini Barang Bukti yang Diamankan Polisi dari Lima Terduga ISIS
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Gus Yahya Ngaku Sejak Awal Inginkan Islah Sebagai Jalan Keluar Atas Dinamika Organisasi PBNU
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan