Suara.com - Kondisi kesehatan pendiri Singapura, Lee Kuan Yew, pada Minggu (22/3/2015) terus memburuk di saat ia bergelut dengan penyakit radang paru-paru yang sangat parah, kata pemerintah.
Sosok berusia 91 tahun itu, yang merupakan salah satu pemimpin terkemuka Asia pasca penjajahan, telah dirawat di Rumah Sakit Umum Singapura selama lebih dari enam minggu dan tubuhnya dibantu mesin lubang udara.
"Bapak Lee Kuan Yew hari ini sudah semakin lemah," kata sebuah pernyataan dari kantor putranya, Perdana Menteri Lee Hsien Loong, yang mengunjungi ayahnya di rumah sakit.
Pemerintah sebelumnya mengatakan sang kepala keluarga itu berada dalam kondisi kritis.
Ratusan bunga dan kartu-kartu ucapan yang dipersembahkan untuk Lee telah membukit di luar rumah sakit. Persembahan itu merupakan bentuk rasa kasih sayang para warga Singapura terhadap ahli hukum didikan Inggris itu, yang telah membawa negara kota Singapura menjadi sejahtera --namun juga dikritik karena kepemimpinannya yang dianggap menggunakan tangan besi.
Media Singapura melaporkan bahwa perdana menteri Singapura pada Minggu bergabung dengan para pelayat di blok rumah sakit, tempat ayahnya dirawat dengan dikelilingi pengamanan ketat.
Lee Kuan Yew mulai menjabat sebagai perdana menteri dari 1959, yaitu ketika penguasa koloni Inggris memberi Singapura wewenang untuk memiliki pemerintahan sendiri, hingga tahun 1990.
Lee senior memimpin Singapura menuju kemerdekaan pada 1965 setelah Singapura mengalami penyatuan yang singkat dan bergelombang dengan Malaysia.
Ia turun dari jabatannya sebagai perdana menteri, mendukung wakilnya --Goh Chok Tong, yang kemudian balik menyerahkan kendali kepada anak tertua Lee pada 2004.
Mantan pemimpin itu masih menjadi anggota parlemen untuk distrik pelabuhan Tanjong Pagar, namun pensiun dari peranannya sebagai penasehat pemerintah pada 2011.
Dalam buku yang dikeluarkan pada 2013, Lee mengatakan ia merasa menjadi lebih lemah, hari demi hari, dan ingin segera meninggal.
Ia secara cepat mulai terlihat lemah setelah istri yang telah dinikahinya selama 63 tahun, Kwa Geok Choo, wafat pada 2010. Lee kemudian jarang muncul di depan umum dalam dua tahun terakhir ini.
Lee telah menandatangani Perintah Medis Lanjutan, yaitu dokumen hukum yang memerintahkan para dokter untuk tidak menggunakan penanganan dengan alat bantu untuk hidup jika ia tidak dapat disadarkan. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa