Suara.com - Korban tewas dalam serangan di kampus universitas di Garissa, Kenya, hari Kamis (2/4/2015) bertambah menjadi 14 orang. Beberapa mahasiswa juga dijadikan sandera di dalam kampus di kota yang berbatasan dengan Negara Somalia tersebut.
Sampai berita ini diturunkan, polisi dan tentara Kenya masih mengepung dan menutup kampus Garissa University. Kepala kepolisian Kenya Joseph Boinet mengatakan, pasukannya berupaya melumpuhkan seluruh penyerang.
Kelompok militan Somalia, Al Shabaab, yang berafiliasi dengan Al Qaeda, mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang dimulai pada Kamis dini hari tersebut.
"Kami menyortir orang dan hanya melepaskan yang Muslim," kata juru bicara operasi militer Al Shabaab, Sheikh Abdiasis Abu Musab.
"Baku tembak masih terjadi di dalam kampus," sambungnya.
"Para penyerang menembak tanpa pandang bulu ketika berada di dalam kompleks universitas," kata Boinet.
Menurut laporan petugas di lapangan, sedikitnya 14 orang tewas. Sementara itu, menurut Palang Merah, sedikitnya 50 mahasiswa sudah diibebaskan.
Pusat Operasi Bencana Nasional Kenya mengatakan, lewat akun Twitternya bahwa sebagian besar korban terkena luka tembak. Empat diantaranya dalam kondisi kritis.
"Sejauh ini kami memiliki 49 korban luka, semuanya luka terkena peluru dan serpihan," kata pihak rumah sakit. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
-
World App: Peluang Cuan atau Jebakan? Belajar dari Pengalaman Warga Kenya yang Lebih Dulu Daftar
-
Cek Fakta: Jokowi dan Presiden Kenya Merayakan Terpilihnya Mereka Sebagai Finalis Tokoh Terkorup
-
Sama-sama Jadi Tokoh Paling Korup di Dunia Versi OCCRP, Momen Jokowi Salaman dengan Presiden Kenya Jadi Sorotan
-
Pisau Purba 3 Juta Tahun di Kenya: Bukti Inovasi Awal Manusia?
-
Stop Illegal Fishing! Kenya Temukan Solusi Cerdas Budidaya Ikan Laut
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan