Suara.com - Legislator di DPR RI meminta pemerintah lebih memperketat lagi proses pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Hal itu terutama menanggapi kabar tentang salah seorang TKI yang kembali harus menjalani eksekusi mati di Arab Saudi.
"Ini persoalan akarnya ada di dalam negeri. Bagaimana proses pengiriman TKI, seleksinya harus lebih rapi lagi. Tidak hanya Kemenlu, BNP2TKI dan lain-lain, betul-betul (harus) melalui seleksi ketat," ungkap Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais di kantornya, Jakarta, Jumat (17/4/2015).
Terkait masih adanya puluhan TKI yang bakal menghadapi hukuman mati di Arab Saudi, Hanafi berharap pemerintah melalui Kemenlu dapat lebih maksimal dalam memberikan perlindungan hukum. Upaya itu menurutnya, setidaknya agar bisa memastikan proses hukum yang bakal dijalani para TKI itu transparan.
"Buat kesepakatan dengan negara di mana pun, untuk punya perjanjian minimal MoU. (Supaya) Ada perlindungan hukum bagi TKI kita," ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan bahwa Pemerintah Arab Saudi telah mengeksekusi mati Karni bin Medi Tarsim, pada Kamis (16/4) pukul 10.00 waktu setempat.
Menurut Lalu, Karni sebelumnya telah divonis pengadilan setempat dengan hukuman mati atau qishas lantaran terbukti membunuh anak usia empat tahun. Dalam prosesnya, nyatanya tidak ada pengampunan baginya hingga akhirnya dieksekusi.
Berita Terkait
-
Arab Saudi Turun Salju, Sikap Warganya Tuai Sorotan
-
Bruno Fernandes Akui Sakit Hati dengan Sikap Manchester United, Kasih Isyarat Bisa Saja Hengkang
-
Gaji Rp15 M Per Pekan Ditolak Mentah-mentah, Bruno Fernandes Pilih Setia di MU
-
Putra Mahkota Arab Saudi Siapkan Tawaran Fantastis Rp195 T Akuisisi Raksasa Eropa
-
Proyek Kereta Cepat Arab Saudi-Qatar Siap Hubungkan Dua Ibu Kota
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Karir Ambyar! Brigadir YAAS Dipecat Polda Kepri Usai Aniaya Calon Istri yang Hamil
-
Saksi Ungkap Pertamina Gunakan Kapal PT JMN karena Keterbatasan Armada Domestik
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
Panas Paripurna Ranperda Perubahan Badan Hukum PAM Jaya, PSI Tetap Tolak Privatisasi BUMD Air Minum
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti