Suara.com - Suasana duka menyelimuti Kathmandu, Nepal, pascagempa bumi 7,9 skala richter yang memporakporandakan negeri itu pada hari Sabtu (25/4/2015). Hingga Minggu (26/4/2015), tim penyelamat masih berupaya mencari korban di antara reruntuhan bangunan di ibu kota tersebut.
Sempitnya akses untuk alat berat masuk ke lokasi gedung ambruk memaksa para relawan menggali reruntuhan hanya dengan tangan kosong dan alat penggali seadanya.
"Kami yakin masih banyak orang yang terperangkap di bawah (reruntuhan)," kata perwira militer Nepal, Santosh sembari mengarahkan telunjuknya ke sebuah tumpukan puing yang tadinya adalah sebuah bangunan permukiman tiga lantai.
Sampai detik ini, jenazah-jenazah korban amukan gempa terus berdatangan ke Rumah Sakit Tribhuvan University Teaching di Kathmandu. Perwira kepolisian yang bertugas di rumah sakit tersebut, Sudan Shreshtha mengatakan, berdasarkan hitungannya dan anak buahnya, sudah ada 166 jenazah yang mereka bawa ke ruma sakit tersebut sepanjang malam hingga pagi.
"Saya kelelahan, tapi saya harus bekerja dan punya kekuatan," kata Shreshtha.
Jenazah diletakkan di ruangan gelap, ada yang dibalut kain, tapi ada pula yang tidak.
Di luar rumah sakit, seorang perempuan berusia 30 tahun menangisi suaminya yang telah tiada.
"Oh Tuhan, oh Tuhan, mengapa Engkau hanya mengambilnya? Bawa aku serta bersamanya," ratap si perempuan.
Saat ini, pemerintah masih terus mengupayakan tempat tinggal darurat bagi warga yang menghabiskan waktunya tidur di luar rumah dan kedinginan sepanjang malam. Mereka ini terlalu khawatir dan takut untuk kembali ke rumah mereka.
Pemerintah berencana mendirikan tenda-tenda darurat dan menyulap sekolah serta bangunan umum lainnya menjadi tempat pengungsian, demikian disampaikan pejabat Kementerian Dalam Negeri Nepal, Rameshwor Dangal. Ia juga mengatakan, pihaknya akan kembali membuka jalan dan mengerahkan helikopter untuk menyelamatkan para korban.
Polisi Nepal menyebutkan, saat ini jumlah korban tewas telah bertambah menjadi 1.896 orang, sementara korban luka menjadi 4.700 orang. Jumlah korban tewas di Ibu Kota Kathmandu dilaporkan mencapai 400 orang. (Reuters)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Kronologi WNI Ditangkap Polisi Jepang Karena Pencurian Tas Seharga Hampir 1 Miliar
-
Aktivis Jogja 'Diculik' Aparat, YLBHI: Ini Penangkapan Ilegal dan Sewenang-wenang!
-
Tak Mau PPP Terbelah, Agus Suparmanto Sebut Klaim Mardiono Cuma Dinamika Biasa
-
Zulhas Umumkan 6 Jurus Atasi Keracunan Massal MBG, Dapur Tak Bersertifikat Wajib Tutup!
-
Boni Hargens: Tim Transformasi Polri Bukan Tandingan, Tapi Bukti Inklusivitas Reformasi
-
Lama Bungkam, Istri Arya Daru Pangayunan Akhirnya Buka Suara: Jangan Framing Negatif
-
Karlip Wartawan CNN Dicabut Istana, Forum Pemred-PWI: Ancaman Penjara Bagi Pembungkam Jurnalis!
-
AJI Jakarta, LBH Pers hingga Dewan Pers Kecam Pencabutan Kartu Liputan Jurnalis CNN oleh Istana
-
Istana Cabut kartu Liputan Wartawan Usai Tanya MBG ke Prabowo, Dewan Pers: Hormati UU Pers!
-
PIP September 2025 Kapan Cair? Cek Nominal dan Ketentuan Terkini