Suara.com - Kepolisian federal Australia kembali disorot menjelang eksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dua pengedar narkotika asal Australia, di Nusakambangan, Jawa Tengah. Kedua terpidana mati itu akan dihadapkan ke regu tembak dalam waktu dekat.
Chan dan Sukumaran diketahui sebagai pemimpin kelompok pengedar narkotika Australia yang dijuluki "Bali Nine". Mereka ditangkap di bandara internasinoal Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada 2005 saat berusaha menyelundupkan 8 kilogram heroin ke Australia.
Ironisnya Chan, Sukumaran, dan tujuh anggota kelompoknya ditangkap oleh kepolisian Indonesia berkat informasi dari kepolisian federal Australia.
Adapun polisi federal Australia hingga saat ini terus kukuh mengatakan bahwa cara mereka menagani kasus itu, dengan menyerahkan kelompok Bali Nine ke polisi Indonesia, sudah benar. Komisaris polisi federal Australia, Andrew Colvin, mengatakan bahwa pihaknya "tak ikut menanggung darah" Chan dan Sukumaran.
Tetapi publik Australia yang marah terus menekan polisi. Mereka mengkritik keputusan polisi federal yang tidak menangkap Chan dan Sukumaran di wilayah Australia dan justru menyerahkan mereka ke Indonesia yang sejak lama punya kebijakan hukuman mati bagi pengedar narkotika.
Sebuah dokumen yang dirilis ke publik berkat undang-undang keterbukaan informasi di Australia menunjukkan bahwa setelah peristiwan "Bali Nine", tepatnya mulai 2009, polisi Australia mengubah kebijakan yang mensyaratkan adanya persetujuan pejabat setingkat menteri federal sebelum berbagi informasi dengan penegak hukum di negara lain.
Dokumen itu diperkuat oleh kesaksian Bob Myers, seorang pengacara yang bersahabat dengan Lee Rush, ayah dari Scott Rush, salah satu anggota Bali Nine yang kini mendekam di penjara Indonesia. Scott Rush tadinya dijatuhi hukuman mati di Indonesia, tapi pada 2011 hukumannya diperingan menjadi penjara seumur hidup.
Myers mengaku ia adalah orang yang memberikan informasi kepada polisi Australia soal penyelundupan heroin itu. Dia mendapat informasi dari Lee Rush, yang bercerita bahwa puteranya mungkin terlibat dalam rencana penyelundupan narkotika.
Kepada polisi federal Myers meminta agar kasus itu ditangani dengan diam-diam. Sayang dia dikhinati oleh polisi federal, yang menurutnya "bertingkah seperti cowboy" dengan mengumbar informasi itu kepada polisi Indonesia dan belakangan cuci tangan dari kasus itu.
"Para pelayan publik kami, yang ditugaskan untuk melindungi kami, justru dengan sengaja mengorbankan mereka (kelompok Bali Nine) dengan alasan sampai sekarang tidak mereka ungkap," sesal Myers.
Tetapi menurut Damien Kingsbury, pengajar ilmu politik dan hubungan internasional di Deakin University, Melbourne, ada kemungkinan polisi federal sengaja 'menjual' kelompok Bali Nine ke Indonesia untuk mendapatkan kerja sama antiterorisme dengan polisi Indonesia.
"Polisi Australia sedang menyelamatkan diri sendiri. Jelas mereka sadar ada kesalahan, bahwa ada kekeliruan dalam proses ini. Tetap mereka tak bisa mengakuinya, karena itu berarti mereka mengakui kesalahan mereka sendiri," kata Kingsbury.
Menurut versi polisi federal, mereka menyerahkan Sukumaran, Chan, dan rekan-rekannya ke Indonesia karena khawatir kelompok itu akan lolos setibanya di Australia. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
Terkini
-
Adian Napitupulu Ungkap Keluarga Driver Ojol Affan Sempat Dilarang Lihat Jenazah, Tidak Manusiawi!
-
Terungkap! Koperasi Akui 'Main Harga' Sewa Kios Blok M ke Pedagang, Tapi MRT Ogah Putus Kerja Sama
-
5 Anggota Penumpang Rantis Brimob Pelindas Affan Disidang Etik Pekan Depan: Dipecat atau Demosi?
-
Geger Surat Perjanjian MBG di Sleman hingga Blora: Jika Anak Keracunan, Ortu Wajib Diam!
-
Borok MBG Tercium Dunia! Media Asing Sorot Ribuan Anak Indonesia Tumbang Keracunan
-
Fakta-fakta Oknum Polisi Terlibat Jaringan Narkoba, Pernah Tuduh Kapolres Korupsi
-
115 Rumah di Tangerang Direnovasi, Menteri PKP Ara: Keluarganya Juga Harus Diberdayakan
-
Ketua DPD RI Tegaskan Perjuangan Ekologis Sebagai Martabat Bangsa di Hari Keadilan Ekologis Sedunia
-
Klaim Turunkan Kemacetan Jalan TB Simatupang, Pramono Pastikan GT Fatmawati 2 Gratis hingga Oktober
-
Mendagri Ajak KAHMI Jadi Motor Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045