Suara.com - Rodrigo Gularte, terpidana mati warga negara Brasil yang turut dieksekusi di Pulau Nusakambangan pada hari Rabu (29/4/2015), sebelum dieksekusi didiagnosa menderita schizophrenia dan kelainan bipolar.
Menurut pengakuan Charlie Burrows, pastor yang didapuk sebagai penasihat spiritualnya, Rodrigo tidak mengerti apa yang akan terjadi padanya hingga detik-detik akhir jelang eksekusi.
Kepada radio ABC Australia, Pastor Charlie mengungkap saat-saat terakhirnya bersama Rodrigo.
"Saya kira saya sudah membuat hatinya siap menerima bahwa dirinya akan diborgol, sebab dia memang orangnya tidak suka disentuh... Saya berkata kepadanya, 'Aku ini berusia 72 tahun, ketika kamu nanti terbangun di surga, kamu akan tahu di mana aku akan tinggal, tempat di mana aku membuat taman atau semacamnya'," kenang Pastor Charlie.
Rodrigo tampak tenang ketika ia diborgol oleh sipir penjara, namun mendadak jadi gelisah ketika diserahkan kepada polisi di luar penjara yang lalu memasangkan rantai pada kakinya.
"Saya kira ia paham bahwa ia akan dieksekusi, namun... ketika kakinya mulai dirantai, ia bertanya kepada saya, 'Oh Bapa, apakah aku akan dieksekusi?'," kisah Charlie.
Charlie, pastor yang menyaksikan eksekusi mati terhadap seorang warga negara Brasil lainnya pada bulan Januari silam mengatakan, Rodrigo mendengar bisikan di benaknya di hari-hari terakhir jelang eksekusi. Bisikan tersebut mengatakan bahwa dirinya akan baik-baik saja.
"Ia lebih percaya pada bisikan itu ketimbang pada orang lain," kata Charlie.
Pastor Charlie Burrows, bersama para penasihat spiritual serta kerabat delapan terpidana mati menyaksikan dari dekat eksekusi yang berlangsung Rabu dini hari. Ia berada di bawah tenda dekat lapangan pelaksanaan eksekusi.
Rodrigo tertangkap membawa enam kilogram kokain yang disembunyikan dalam papan selancar saat masuk ke Indonesia pada tahun 2004 silam. Ia divonis mati pada tahun 2005.
Brasil telah berulang kali memohon agar Indonesia membatalkan eksekusi mati terhadap Rodrigo atas dasar kemanusiaan, terutama karena gangguan mental yang dideritanya. Kepada pemerintah Indonesia, keluarga lelaki berusia 42 tahun itu juga telah menyerahkan laporan dari sejumlah dokter yang menyebutkan tentang penyakit jiwa yang ia derita. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
Terkini
-
Ketika Banjir Lebih Menakutkan di 'Kampung Zombie' Cililitan
-
Menko Polkam dan Mendagri Pimpin Rakorendal BNPP, Wajah Perbatasan RI Siap Dirombak Total
-
Bukan Sekadar Wacana! Pemprov DKI Libatkan Publik Susun 'Peta Jalan' Lingkungan Hidup Hingga 2055
-
ICW: Baru Setahun, Prabowo-Gibran Bikin Reformasi 1998 Jadi Sia-sia
-
Ratusan Ribu Penerima Bansos Main Judol, Kemensos Loloskan 7.200 Orang dengan Syarat Ketat
-
Tamsil Linrung Soroti Daerah Berperan Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
Menkum Sebut KUHAP Baru Mementingkan Perlindungan HAM, Mulai Berlaku 2026
-
Cuma Naik Rp2 Ribuan per Hari, Buruh Tolak Upah Minimum 2026 Ala Menaker, Usul Formula Baru
-
Eks Sekretaris MA Nurhadi Didakwa Lakukan TPPU Rp307,5 Miliar dan USD 50 Ribu
-
Kasatgas KPK Diadukan ke Dewas, Benarkah Bobby Nasution 'Dilindungi' di Kasus Korupsi Jalan Sumut?