"Untuk foto kita susah, karena si bayi dirawat intensif, gimana mau foto, bawa HP saja tidak boleh karena ada radiasi yang ditimbulkan," kata Galih.
Akhirnya, Galih membuat BPJS untuk si bayi di Jakarta. Namun, lagi-lagi ada kendala, lantaran bulan terbitan BPJS-nya yang salah. Yaitu, dituliskan bulan 11, padahal BPJS ini dibuat pada bulan April (4).
"Ini pun ditolak, karena dianggap palsu. Padahal ini asli dan bisa dicek di BPJS-nya," katanya.
Meminta Bantuan Pemprov DKI
Hari ini, perwakilan dari Pemprov DKI Jakarta mendatangi rumah Galih dan Magie di kontrakan milik Ibu Tarigan. Mereka ingin mengecek kondisi rumah Galih dan Magie. Galih menyambut baik kedatangan mereka karena ini harapan baru untuk menyelesaikan administrasi di RSUD Pasar Rebo sehingga anaknya bisa segera dibawa puang.
"Tadi anak buahnya stafnya Pak Ahok datang. Dia sudah lihat rumah kami. Kita berharap bantuannya," kata Galih.
Terintimidasi
Selama di rumah sakit, Magie memang diperbolehkan bertemu dengan Ibrahim. Dia diberi waktu empat kali sehari untuk memberikan ASI kepada Ibrahim. Ibrahim kini dirawat di ruangan Perlina, ruangan untuk perawatan bayi di RSUD Pasar Rebo. Selama dirawat, Magie mengaku pernah ditakut-takuti dokter.
"Dokternya bilang, kalau kelamaan di sini dan nggak ditebus, bayinya akan dititipkan ke panti," kata Magie.
Intimidasi ini bukan kali pertama, Galih juga pernah mendengar pernyataan tidak mengenakan dari dokter saat pertama kali masuk rumah sakit.
"Dokter dulu pernah bilang, 'ini mah dua-duanya bisa lewat'. Tapi kenyataannya, lahir normal kok. Saya nggak tahu kenapa dia bisa ngomong kaya gitu," kata Galih.
Secara Medis, Ibrahim Sehat dan Boleh Pulang
Sejak tanggal 2 Mei, Ibrahim dinyatakan sehat dan boleh pulang oleh dokter yang menanganinya. Namun, pihak rumah sakit malah mengarahkan Ibrahim untuk dirawat di ruang Perlina dan harus melunasi biaya administrasi supaya Ibrahim bisa pulang.
Galih dan Magie merasa terbebani karena di ruang rawat ini dikenakan biaya Rp300ribu perhari. Ini yang membuat tunggakan mereka bertambah setiap harinya.
"Saya sudah diberikan record kesehatannya. Ibrahim sudah sehat dan boleh pulang. Tapi lagi-lagi, rumah sakit minta Ibrahim dirawat dan minta dilunasi dulu biaya administrasinya. Kalau dirawat lagi kan, biayanya makin membengkak. Padahal katanya ada tawaran untuk cicilan. Tapi cicilannya harus dilunasi dulu 50 persen. Untuk uang segitu, kita belum punya," kata Galih.
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka