Suara.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Romahurmuziy yakin konflik kepengurusan yang terjadi di partai berlambang Kabah itu akan segera berakhir menjelang pendaftaran calon kepala daerah.
"Apa yang terjadi pada PPP saat ini diyakini akan berujung pada satu keputusan sebelum batas akhir pendaftaran calon kepala daerah pada 26 Juni," kata Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya Romahurmuziy di Padang, Sumatera Barat, Senin (18/5/2015).
Ia menyampaikan hal itu usai membuka Musyawarah Wilayah VIII PPP Sumbar yang merupakan pelaksanaan ke-26 dari seluruh kepengurusan tingkat provinsi yang ada di Tanah Air.
Menurut dia apa yang terjadi di tubuh PPP saat ini adalah unik dan belum tentu sama dengan konflik yang terjadi di partai lain termasuk Golkar.
"Namun, ini akan segera berakhir dan merupakan cobaan baik yang menguatkan PPP," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, warga PPP tidak perlu bersedih karena ada peribahasa jika ingin terkenal buat sesuatu yang beda dari yang lain.
"Berkat konflik kepengurusan yang terjadi PPP menjadi terkenal dan diliput media setiap hari," lanjutnya.
Ia menjelaskan berdasarkan anggaran dasar anggaran rumah tangga partai, kepengurusan yang dihasilkan dari Muktamar Surabaya pada 15-17 Oktober 2014 sah secara hukum dan telah diakui oleh Kementerian Hukum dan HAM.
Namun, yang mengherankan setelah ada keputusan resmi itu ada pihak yang mengadakan Muktamar tandingan yang kemudian membuat kepengurusan baru.
Sementara, pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Pangi Sarwi menilai konflik yang terjadi di PPP merugikan partai itu terkait dengan statusnya sebagai peserta pilkada.
"Hingga hari ini belum ada keputusan yang resmi siapa kepengurusan yang sah, sedangkan tahapan pilkada terus berjalan ," ujar dia.
Ia mengatakan jika PPP tidak ingin dirugikan harus ada keputusan yang cepat untuk memastikan kepengurusan yang sah dan ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM sehingga dapat ikut pilkada. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Presiden Prabowo 'Ketok Palu!' IKN Resmi Jadi Ibu Kota Politik 2028 Lewat Perpres Baru
-
Penggugat Ijazah Gibran Bantah Bagian dari Musuh Keluarga Jokowi: Saya Tidak Sedang Mencari Musuh!
-
Rekam Jejak Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo, Narkoba hingga Video Rampok Uang Negara
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?