Suara.com - Sejumlah warga Kota Jayapura, Papua melaporkan temuan beras aneh yang tak kunjung matang meski telah dimasak selama satu jam. Yves Papare, warga Perumnas II, Kelurahan Yabansai, Distrik Heram, Kota Jayapura, Jumat (22/5/2015), mengungkapkan pekan lalu ia membeli satu kilogram di kios dekat tempat tinggalnya.
Tapi saat dimasak untuk makan malam kurang lebih sejam, beras yang dibeli itu tidak juga menjadi nasi, tetapi hanya berbentuk setengah matang. Ia memaparkan beras itu berwarna bening, lebih cerah dari beras pada umumnya, bersih tidak ada kutu ataupun gabah dan dikemas dalam karung Bulog 50 kilogram.
"Sehingga saya katakan kepada istri, untuk menyimpannya, dan besok dimasak jadi bubur saja. Tapi keesokannya, saat dimasak dari pukul 11.00-14.00 WIT, tidak juga menjadi bubur seperti pada umumnya, nasi kalau dimasak ulang pasti akan hancur dan menjadi bubur," katanya.
"Kami sempat memakannya, namun rasanya berbeda jauh dari nasi pada umumnya, rasanya beda dan saat di dalam perut terasa penuh, bukan kenyang. Istri saya juga sempat mengeluhkan sakit perut, tapi bersyukur tidak sampai parah," lanjutnya.
Merasa aneh, Papare akhirnya mengadukan hal itu kepada tetangganya dan wakil rakyat setempat. Ia mengira ini beras jenis baru.
"Atau jangan-jangan seperti yang diberitakan, beras plastik. Harapannya pemerintah harus segera mengeceknya," katanya.
Sejumlah pegawai Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Jayapura didampingi Satpol PP langsung mendatangi rumahnya guna meminta keterangan serta mengambil sampel beras yang ada di kios di kompleks Perumnas II.
"Ada orang dari Disperindagkop dan Satpol PP yang datang, minta keterangan dan mereka langsung membeli beras di kios yang saya beli. Mereka bilang akan berkoodinasi dengan BPOM untuk mengecek beras itu, apa benar plastik atau beras jenis apa," tambahnya Papare.
Tetangga Yves, Milka Papuko (69) juga mengeluhkan hal yang sama. Bulan lalu, ia membeli beras di pasar dengan kemasan 'beras Bulog' 50 kilogram.
"Seperti beras yang diperuntukkan untuk PNS. Beras itu terlihat bening, bersih, dan tidak ada kotorannya, beda dengan beras lainnya. Setelah dimasak berasnya tidak juga jadi nasi, atau hasilnya setengah matang," katanya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Jayapura, Robert Lukas Nadap Awi ketika dikonfirmasi membenarkan ada laporan mengenai temuan beras yang sulit dimasak.
"Pada 21 Mei, kami dapat informasi dari masyarakat, bahwa mereka mengeluhkan soal beras yang dikonsumsi. Setelah dimasak dalam waktu normal tidak kunjung juga menjadi nasi, malah berasnya lengket, ciri-ciri seperti mengandung plastik," katanya.
Namun ia menyayangkan, saat petugas akan mengambil sampel, beras itu sudah dibuang oleh yang bersangkutan. Akhirnya, ujarnya, kami berinisiatif menghubungi kios yang menjual beras tersebut, dan dari pemilik kios kami ambil sampel dan kirim ke BPOM untuk analisis, mengecek kebenarannya.
Ia belum bisa pastikan apakah itu beras plastik atau sintetis atau bukan samapi ada hasil pemeriksaan dari BPOM. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO