Suara.com - SEA Games perlu mencoret cabang-cabang olahraga regional yang kurang jelas dan fokus sepenuhnya pada cabang-cabang olahraga Olimpiade, demikian desak ofisial-ofisial Thailand.
Dengan SEA Games ke-28 akan dibuka di Singapura pada Jumat, sejumlah ofisial mengatakan ajang itu telah gagal memenuhi tujuan awalnya yakni meningkatkan standar-standar atletik di wilayah itu.
"Mereka yang berwenang di SEA Games semestinya membuatnya semakin menarik untuk para atlet dan penggemar," kata gubernur Otoritas Olahraga Thailand (SAT) Sakol Wannapong, kepada The Bangkok Post.
"Cabang-cabang olahraga di SEA Games semestinya hanya memasukkan disiplin-disiplin Olimpiade."
Ketika negara-negara Asia Tenggara merupakan penguasa dunia untuk cabang olahraga sepak takraw dan pencak silat, mereka telah gagal memberi dampak pada cabang-cabang olahraga yang dimainkan oleh lebih banyak orang.
Program dua tahunan SEA Games itu ditentukan oleh para tuan rumah dan edisi terkini mempertandingkan 36 cabang olahraga, termasuk floorball (hoki dalam ruangan), netball, boling, petanque, dan wushu.
"Kali ini, Singapura tidak mempertandingkan cabang-cabang olahraga Olimpiade seperti angkat berat dan sepak bola putri, namun netball dimasukkan dalam program," kata Sakol.
"Pada Olimpiade sebelumnya di 2012, tidak ada seorang atletpun dari negara peserta SEA Games yang memenangi medali emas."
Anggota dewan Federasi SEA Games Charoen Wattanasin mengatakan sulit untuk meyakinkan negara-negara lain untuk mengubahnya, di mana turnamen itu, yang kini menginjak tahun ke-56, merupakan peluang langka bagi mereka untuk memenangi medali-medali emas.
Pada edisi 2013 di Myanmar, bela diri yang tidak populer vovinam dan kenpo dipertandingkan, bersama dengan chinlone, futsal, catur, dan binaraga.
"Sebagai anggota Federasi SEA Games, secara pribadi saya ingin mengoreksi beberapa hal untuk membuat SEA Games menjadi lebih baik," kata Charoen kepada The Bangkok Post.
"Namun itu tidak mudah sebab banyak negara enggan melakukannya. Mereka ingin memiliki olahraga-olahraga tradisional mereka di SEA Games."
"SEA Games semestinya menjadi panggung bagi atlet-atlet muda untuk mengasah kemampuan-kemampuan mereka untuk ajang-ajang yang lebih besar seperti Asian Games dan Olimpiade," tambahnya. (Antara)
Tag
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
Pasar Jaya Gerak Cepat, Penampungan 350 Pedagang Kramat Jati Siap dalam 3 Hari
-
Habib Syakur: Gosip Dito Ariotedjo-Davina Tak Boleh Tutupi Fokus Bencana Sumatra
-
Toko Plastik Simpan Karbit Diduga Sumber Api Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Kemenbud Resmikan Buku Sejarah Indonesia, Fadli Zon Ungkap Isinya
-
Respons Imbauan Mensos Donasi Bencana Harus Izin, Legislator Nasdem: Jangan Hambat Solidaritas Warga
-
Pagi Mencekam di Pasar Kramat Jati, 350 Kios Pedagang Ludes Jadi Arang Dalam Satu Jam
-
Antisipasi Bencana Ekologis, Rajiv Desak Evaluasi Total Izin Wisata hingga Tambang di Bandung Raya
-
Ketua Komisi III DPR: Perpol 10 Tahun 2025 Konstitusional dan Sejalan dengan Putusan MK
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati