Anggota polisi akan rekonstruksi di rumah Angeline (8), Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar [suara.com/Sukiswanti]
Angeline merupakan anak hasil adopsi. Ia diadopsi oleh Margaret, warga dari Hamidah yang tinggal warga Banyuwangi, Jawa Timur.
Bocah berusia delapan tahun ini menjadi sorotan karena setelah dilaporkan hilang oleh Margaret pada 16 Mei 2015, ternyata jenazah Angeline ditemukan tak bernyawa dan dikubur di belakang rumahnya, di dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015). Tragisnya, sebelum dibunuh, dia diperkosa oleh (mantan) pembantu bernama Agus. Dari hasil autopsi Rumah Sakit Sanglah, diketahui seluruh tubuh Angeline terdapat luka akibat benda tumpul dan diyakini pula selama ini menjadi korban kekerasan di rumahnya sampai akhir hayat.
Belajar dari kasus tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan aturan mengadopsi anak harus diperketat. Anak yang diadopsi juga harus dijamin keselamatannya.
"Harus ada aturan yang jelas tentang adopsi anak. Tolong kepada semua masyarakat untuk memonitor anak-anak, apabila ada tanda-tanda aneh, kejanggalan, dan indikasi penelantaran atau kekerasan agar melapor ke kepolisian," kata Anton di Mabes Polri, Kamis (11/6/201).
Anton mengatakan kasus kematian Angeline harus menjadi pelajaran bagi semua orang.
"Karena Angeline sebelumnya ada keganjilan, pemurung, tertekan. Apabila menemukan hal-hal demikian, harus segera berkoordinasi dengan kepolisian. Sehingga polisi bisa proaktif," katanya.
Dalam kasus tersebut, polisi baru menetapkan seorang tersangka, yaitu Agus. Sementara ibu tiri Angeline, Margaret, dan dua kakak tiri Angeline, sampai saat ini masih diperiksa polisi.
"Nanti kami formulasikan (ancaman pidana terhadap anggota keluarga Angeline), apakah mereka ada upaya penelantaran," katanya.
Bocah berusia delapan tahun ini menjadi sorotan karena setelah dilaporkan hilang oleh Margaret pada 16 Mei 2015, ternyata jenazah Angeline ditemukan tak bernyawa dan dikubur di belakang rumahnya, di dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015). Tragisnya, sebelum dibunuh, dia diperkosa oleh (mantan) pembantu bernama Agus. Dari hasil autopsi Rumah Sakit Sanglah, diketahui seluruh tubuh Angeline terdapat luka akibat benda tumpul dan diyakini pula selama ini menjadi korban kekerasan di rumahnya sampai akhir hayat.
Belajar dari kasus tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan mengatakan aturan mengadopsi anak harus diperketat. Anak yang diadopsi juga harus dijamin keselamatannya.
"Harus ada aturan yang jelas tentang adopsi anak. Tolong kepada semua masyarakat untuk memonitor anak-anak, apabila ada tanda-tanda aneh, kejanggalan, dan indikasi penelantaran atau kekerasan agar melapor ke kepolisian," kata Anton di Mabes Polri, Kamis (11/6/201).
Anton mengatakan kasus kematian Angeline harus menjadi pelajaran bagi semua orang.
"Karena Angeline sebelumnya ada keganjilan, pemurung, tertekan. Apabila menemukan hal-hal demikian, harus segera berkoordinasi dengan kepolisian. Sehingga polisi bisa proaktif," katanya.
Dalam kasus tersebut, polisi baru menetapkan seorang tersangka, yaitu Agus. Sementara ibu tiri Angeline, Margaret, dan dua kakak tiri Angeline, sampai saat ini masih diperiksa polisi.
"Nanti kami formulasikan (ancaman pidana terhadap anggota keluarga Angeline), apakah mereka ada upaya penelantaran," katanya.
Tag
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
Kronologi Penumpang Wings Air Tuding Pramugari Kuras Emas dan Dollar di Pesawat
-
Detik-detik Penumpang 'Ngamuk', Tuding Pramugari Curi Emas & Dollar di Pesawat Wings Air
-
Ada Sinyal Rahasia? Gerak-Gerik Dua Pria di Belakang Charlie Kirk Disebut Mencurigakan
-
Prabowo Setuju Bentuk Komisi Reformasi Polisi dan Tim Investigasi Independen Demo Ricuh
-
Usai Diperiksa KPK, Deputi Gubernur BI Jelaskan Aturan Dana CSR
-
Emas & Ribuan Dollar Lenyap di Pesawat Wings Air Viral, Pramugari Dituduh Jadi Pelaku
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
-
7 Cara Melindungi Kulit dan Rambut dari Polusi Udara, Wajib Rutin Keramas?
-
Rehat dari Sorotan, Raffi Ahmad Setia Dampingi Ibunda Amy Qanita Berobat di Singapura
-
Gerakan Muda Lawan Kriminalisasi Tuntut Prabowo Bebaskan Aktivis dan Hentikan Kekerasan Negara