Suara.com - Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah menyadari saat ini sistem perlindungan terhadap anak masih lemah. Itu sebabnya, peristiwa tragis seperti yang dialami anak tiri bernama Angeline (8) di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, bisa terjadi.
"Kita sadar di Indonesia sistem perlindungan anak lemah sekali. Padahal, bahaya anak nampak kasat mata. Mulai dari yang kasat mata sampai masalah adopsi dan isu-isu yang muncul, seperti yang terjadi pada Angeline, dan tidak terdata dalam UU. Saya kira Indonesia sudah harus memikirkan sistem anak yang komprehensif," kata Fahri di DPR, Kamis (11/6/2015).
Menurut Fahri atas pertimbangan itu perlu ada beberapa tahapan supaya regulasi perlindungan anak bisa lebih baik di masa yang akan datang. Sebab, kata Fahri, anak sebagai generasi masa depan harus dijaga.
"Ini harus dianggap serius, di tengah kita menyaksikan pernikahan anak Presiden Jokowi dalam rangka melahirkan generasi masa depan, tolong masalah anak ini (Angeline) dianggap serius," kata Fahri.
Fahri siap menjadi fasilitator untuk membuat regulasi perlindungan anak menjadi lebih komprehensif. Regulasi nantinya harus ada perubahan sehingga lebih protektif.
Pertama, harus ada regulasi yang kompreshensif dalam menjaga fase-fase anak yang maksimal dan wajar. Kedua, institusi penegakan hukum harus diperkuat. Sebab, menurutnya, saat ini, institusi terkait tidak punya gigi untuk menegaskan bahwa tindakan pengabaian terhadap keselamatan atau kerugian kepada anak, harus dihukum dan ditangani serius.
Ketiga, membuat edukasi bagaimana agar bangsa memperioritaskan dan memuliakan anak, supaya generasi masa depan terjamin. Menurutnya, kalau tidak diproteksi dari sekarang, bisa-bisa Indonesia hilang karena generasinya hilang.
"Hal-hal ini jangan hanya pilihan keluarga saja, tapi negara harus punya perhatian. Karena ada pengrusakan yang sangat masif terhadap anak-anak kita," ujarnya.
Di sisi lain, Fahri juga menceritakan soal upayanya dalam memproteksi keluarganya sendiri. Fahri mengatakan anaknya tidak diperbolehkan menonton televisi dan tidak diberikan telepon genggam jenis smartphone.
"Sudah lama anak saya tidak boleh nonton TV. Saya takut banyak sekali ada yang bocor-bocor yang saya takut berpotensi tidak melindungi anak. Anak saya tidak pake gadget, yang SMA baru saya kasih HP yang untuk telepon dan SMS, bukan smartphone. Saya khawatir kasih smartphone, phone-nya tambah smart anaknya tambah bodoh," kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Bahlil Temui Prabowo, Minta Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Sudah Sangat Layak
-
Tragis! Niat Numpang Tidur di Masjid, Mahasiswa Tewas Dihajar, Kepala Dilempar Kelapa
-
Kesaksian di Sidang MKD Dugaan Pelanggaran Etik: Tak Ada Bahasan Soal Kenaikan Gaji Anggota DPR
-
Heboh Gudang Ompreng MBG di Jakut Palsukan Label Halal, APMAKI: Pelaku Harus Ditindak Tegas!
-
Prabowo Pertimbangkan Nama Soeharto jadi Pahlawan Nasional
-
Indonesia Terima Airbus A400M Pertama, Prabowo Rencanakan Pembelian 4 Unit Tambahan
-
Pengamat Ungkap Kontras Jokowi dan Prabowo, Dulu 60% Kepuasan Publik Tenang, Kini 90% Sepertiga 98
-
Waspada! BPOM Rilis 23 Kosmetik Berbahaya, Cek Daftarmu Sebelum Terlambat
-
Viral Mau Cari Lelaki Pintar, Tinggi, dan Tampan: Ini Fakta Sebenarnya Isi Pidato Megawati
-
Geger Ijazah Gibran: Roy Suryo ke Australia, Klaim Kantongi Bukti Langsung dari Petinggi UTS