Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat mengungkapkan kekesalannya dengan hasil penilaian Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang memberikan predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) terhadap laporan keuangan Pemprov DKI tahun anggaran 2014.
Terkait hal itu, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi menyayangkan sikap Ahok yang dinilai tidak bisa terima hasil penilaian BPK.
"Harusnya keputusan BPK itu disikapi dengan arif. Jangan mengkambing hitamkan banyak pihak. Masing masing institusi negara itu harus menghormati tentang profesionalismenya," ujar Sanusi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2015).
"BPK itu badan akuntabilitas negara lho ya. Yang betul-betul bisa mengoreksi perjalanan keuangan suatu pemerintah daerah," tambah Sanusi.
Sanusi mengatakan, seharusnya Ahok dapat intropeksi diri dari penilaian BPK. Sebab, sebelumnya dari zaman Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo Jakarta mendapatkan penilaian WTP ( Wajar Tanpa Pengecualian) dan pada masa kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan WDP.
"Jadi kalau misalnya dari jaman Foke terakhir kita dapet WTP. Kemudian jaman Jokowi jadi gubernur dapat WDP. Jaman pak Ahok juga WDP. Sebetulnya kalau melihat filosofi awalnya bapak gubernur kita, selalu menyatakan tentang transparansi, akuntabilitas, harusnya dapatnya WTP. Artinya apa? Artinya kalau WTP tidak tercapai artinya akuntabilitas dipertanyakan bermasalah," tuding Sanusi.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional