Suara.com - Juara bertahan Novak Djokovic memenangi gelar Wimbledon untuk ketiga kalinya sekaligus mahkota Grand Slam kesembilannya pada Minggu (12/7/2015), setelah mengalahkan Roger Federer. Kemenangan Djokovic memupus keinginan Federer untuk merebut gelar kedelapannya di All England Club.
Petenis peringkat satu dunia itu menang 7-6 (7/1), 6-7 (10/12), 6-4, 6-3 atas Federer. Gelar Wimbledon ini melengkapi kemenangannya pada Australia Terbuka Januari lalu.
Itu adalah momen yang spesial bagi Djokovic, pasalnya, sebulan yang lalu ia kalah di final Prancis Terbuka dari Stan Wawrinka, satu-satunya gelar yang belum ia menangi sepanjang kariernya.
Jalannya pertandingan
Pada pertandingan yang merupakan ulangan final tahun lalu, ia sempat unggul 4-2 di set pertama dan memiliki dua set point.
Federer kemudian menyelamatkan tujuh set point di set kedua sebelum kemudian mampu menyamakan kedudukan.
Bagaimanapun, Djokovic, mempercepat lajuya dan melaju menuju gelar.
Pertandingan Minggu merupakan pertemuan ke-40 sepanjang karir kedua petenis ini, dan yang ke-12 di Grand Slam.
Djokovic memainkan final utama ke-17nya, berbanding final utama ke-26 milik Federer.
Namun meski Federer mampu menyingkirkan Andy Murray dengan meyakinkan di semifinal, yang mengisyaratkan bahwa ia belum akan pensiun, realitas pada Minggu memperlihatkan petenis Swiss itu gagal merebut gelar Grand Slam ke-17.
Di depan Royal Box yang dipenuhi para bintang tenis dan Hollywood, termasuk Bjorn Borg, Rod Laver, Benedict Cumberbatch, Hugh Grant, dan Bradley Cooper, Federer sempat menguasai keadaan pada awal pertandingan.
Ia mematahkan serve lawannya untuk memimpin 4-2, namun Djokovic balik menekan petenis Swiss itu pada service game keduanya.
Federer kemudian kehilangan dua set point pada game ke-12. Keduanya digagalkan oleh serve 193 kilometer per jam yang dilancarkan Djikovic.
Djokovic mulai di atas angin. Ia melaju melalui tiebreak dengan enam poin beruntun untuk memenangi set pembuka, ketika Federer melakukan 'double fault' saat melakukan serve.
Petenis Serbia itu hanya melakukan tiga 'unforced error' pada set pertama, kesalahan minimal pada pertandingan-pertandingan final semacam ini.
Sementara, Federer melakukan 11 kali 'unforced error, jumlah yang sama yang ia lakukan di semifinal saat mengalahkan Murray.
Federer menyia-nyiakan dua break point pada game kelima dan ke-11 di set kedua, setelah menyelamatkan set point pertama di game kesepuluh.
Hal itu membuka jalan untuk dimainkannya tiebreak, di mana petenis 33 tahun itu menyelamatkan enam set point berikutnya sebelum menyamakan kdudukan pada set point keduanya.
Pada kedudukan 12/10, itu merupakan tiebreak terpanjang di final Wimbledon sejak 2000, ketika Pat Rafter menghadapi Pete Sampras dengan set yang memerlukan 65 menit untuk diselesaikan.
Petenis peringkat satu dunia itu kemudian dengan percaya diri menutup set dengan kedudukan 6-4 dengan hanya dua 'unforced error'.
Djokovic kemudian menekan permainan Federer dan dengan 'break' lainnya membuat ia unggul 3-2 pada set keempat.
Gelar itu berada dalam genggamannya pada jam ketiga, dengan pukulan forehand ke sisi lapangan yang terbuka.
Seperti telah menjadi tradisi bagi petenis Serbia itu, ia merayakannya dengan mencabut rumput di Lapangan Tengah dan memakannya. (Antara)
Berita Terkait
-
Debut Manis Novak Djokovic di Athena, Alejandro Tabilo Tak Berkutik
-
Aldila Sutjiadi Terpaksa Mundur dari Babak Kedua Wimbledon, Partner Asal AS Cedera
-
Hadiri Wimbledon 2024, Mark NCT Masuk Top 5 Artis Paling Berdampak di Media
-
Gaun Ungu Menyimpan Makna Mendalam, Kate Middleton Curi Perhatian di Wimbledon
-
Penampilan Langka! Kate Middleton Muncul di Wimbledon Meski Tengah Berjuang Melawan Kanker
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar