Suara.com - Hujan yang tidak kunjung turun di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, selama hampir satu bulan ini membuat sejumlah tanaman kering dan mati, kondisi tersebut juga dialami rumput di halaman Istana Bogor yang berubah warna menjadi cokelat.
"Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa minggu yang lalu, rumput yang kering ada di bagian depan Istana Bogor," kata Staf Protokoler Istana Kepresidenan Bogor, Cecep Koswara, saat dihubungi Antara, di Bogor, Selasa (14/7/2015).
Menurut Cecep, pihak rumah tangga Istana Bogor telah mengupayakan penyiraman lebih intensif dengan menggunakan "sprinkle", namun cuaca yang cukup panas membuat upaya tersebut tidak cukup untuk menghijaukan kembali rumput di istana.
Ia mengatakan, pihak Istana Kepresidenan juga sudah meminta bantuan Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menyiram rumput di dalam istana setiap hari.
"Sejak kemarin kami sudah melayangkan bantuan untuk melakukan penyiraman, dan sudah dilakukan. Setiap hari dua kali kita dibantu Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor menyiram rumput di halaman istana," kata Cecep.
Cecep mengatakan, kekeringan terjadi hanya sebagian saja, yakni di bagian depan halan Istana Bogor. Untuk bagian belakang masih aman dan terjaga. Menurutnya luas rumput yang mengalami kering ada sekitar 200 meter luas rumput yang terdapat dibagian depan.
"Hanya di bagian depan saja, dapat terlihat warna rumput sudah berubah kuning. Untuk yang lainnya aman dan terjaga," kata dia.
Menurut Cecep kekeringan ini tidak berdampak luas bagi rusa-rusa yang tinggal di Istana Bogor. Pihak istana telah mengantisipasi berkurangnya pasokan pakan karena keringnya rumput di istana dengan menambah nutrisi pakan.
"Rusa-rusa aman, kita sudah melakukan upaya penambahan nutrisi memberikan suplemen seperti dedak, umbi-umbian untuk makan rusa selama kemarau ini," katanya.
Kepala Bidang Pertamanan, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, Yadi Karyadi membenarkan adanya permintaan bantuan dari pihak istana untuk menyiram tanaman di Istana Bogor.
"Beberapa hari yang lalu pihak Istana Bogor minta kita untuk bantu menyiram rumput yang ada di Istana Bogor," katanya.
Menurut Yadi, panas yang terjadi saat ini cukup ekstrim karena dalam sebulan terakhir Bogor tidak diguyur hujan. Walau sudah disiram menggunakan sprinkle yang ada di Istana ternyata tidak cukup.
"Istana sudah ada sprinkle tapi tetap tidak cukup, kita sudah bantu mengirimkan tim penyiraman," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Dukung Revisi UU Hak Cipta untuk Lindungi Karya Jurnalistik, AMSI Serahkan Simbol Dukungan Ini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun