Suara.com - Hukuman mati bagi koruptor menjadi salah satu hasil dalam Halaqah Alim Ulama Nasional tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang yang diselenggarakan di Yogyakarta, Rabu (29/7/2015).
Rekomendasi tentang hukuman mati tersebut masuk dalam poin ke lima tentang sanksi atau hukuman maksimal bagi pelaku korupsi dan tindak pidana pencucian uang.
Menurut salah satu ulama dari Bandar Lampung, Ahmad Ishomuddin, hukuman mati tersebut menjadi hukuman maksimal yang dapat diterapkan dan mendapat dukungan dari Alim Ulama dan Kyai NU jika memenuhi syarat.
"Para Ulama mendukung diterapkannya hukuman mati jika kondisinya dan syarat-yaratnya dipenuhi, karena korupsi atau pencucian uang ini sesuatu yang sangat membahayakan bangsa dan negara," kata Ahmad Ishomuddin.
Dalam rekomendasi tersebut, beberapa syarat atau kondisi yang dapat memungkinkan seorang koruptor dijatuhi hukuman mati diantaranya, negara dalam kondisi bahaya, krisis ekonomi, krisis sosial atau dilakukan secara berulang-ulang.
Ahmad Ishomuddi menambahkan rekomemdasi hukuman mati ini juga bermaksud memberikan peringatan kepada aparat penegak hukum untuk lebih serius menangani pelaku korupsi dan berani menjatuhkan hukuman mati kepada para koruptor.
Dia mengatakan hingga saat ini kita sudah melihat korupsi berulang, namun hingga saat ini belum ada seorang hakimpun yang berani memberikan hukuman mati.
Nantinya seluruh rekomendasi ini akan dibawa dalam muktamar NU yang akan berlangsung di Jombang, Jawa Timur, pada Agustus 2015 mendatang dan kemudian akan diberikan ke pemerintah sebagai dukungan mensukseskan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Ingin Berantas Intoleransi, Hak Konstitusi Harus Ditegakkan
Sementara itu, di tempat yang sama, Alissa Wahid ikut prihatin atas tindakan intoleransi atau menghalang - halangi orang untuk beribadah yang akhir - akhir ini kembali marak.
Alissa Wahid mengkritik penegak hukum dalam menangani kasus intoleransi
"Aparat penegak hukum diberbagai kesempatan mereka mengatakan bahwa tuhas aparat mencegah konflik, untuk menjaga harmoni tapi sayangnya itu didahulukan diatas hak konstitusi memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai kepercayaan," kata Alissa Wahid di acara Halaqah Alim Ulama Nusantara.
Alissa Wahid mengingatkan pemerintah dan penegak hukum harus kembali ke hak konstitusi untuk menjamin harmoni sosial.
Alissa Wahid mengatakan jika terjadi perselisihan atau ada pihak yang melarang kegiatan berkumpul atau beribadah, pemerintah dan penegak hukum harus menjadi penengah, bukan justru membuat kaum minoritas semakin tertekan.
Pernyataan tersebut terkait dengan kasus di Bantul, dimana Gereja Baptis Indonesia Saman diteror. Kasus ini berlatarbelakang penolakan terhadap gereja yang mereka nilai tidak memiliki izin pembangunan.
Sayangnya, hingga saat ini aparat penegak hukum masih belum menindak peneror. (Wita Ayodhyaputri)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
Terkini
-
Mendagri Ajak KAHMI Jadi Motor Perubahan Menuju Indonesia Emas 2045
-
Fakta-fakta Yuda Prawira yang Ditemukan Tinggal Kerangka di Pohon Aren
-
Presiden Trump Patok Rp1,6 Miliar untuk Biaya Visa Pekerja Khusus, Ini Alasannya
-
Sebulan 3 Kali Kecelakaan, Pramono Bakal Evaluasi Transjakarta
-
Ratusan Siswa Keracunan MBG di Banggai Kepulauan, 34 Masih dalam Perawatan
-
Gubernur Bobby Nasution Harap Bisa Bangun Sport Tourism di Sumut Lewat Balap
-
Tim Penyelamat Freeport Temukan Dua Korban Longsor, Pencarian 5 Pekerja Masih Berlanjut
-
Momen Prabowo Subianto Disambut Hangat Diaspora di New York, Siap Sampaikan Pidato Penting di PBB!
-
Agus Suparmanto Dinilai Bisa Jadi Kunci Perubahan PPP, Dukungan Keluarga Mbah Moen Jadi Modal
-
Longsor Freeport: 2 Pekerja Berhasil Ditemukan , 5 Orang Masih dalam Pencarian