- Pemerintah AS akan meminta perusahaan untuk membayar 100.000 dolar AS atau setara Rp1,65 miliar per tahun untuk visa pekerja H-1B.
- Langkah untuk merombak program visa H-1B merupakan upaya paling menonjol pemerintahannya sejauh ini untuk merombak visa kerja sementara.
- Keputusan Trump ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada pekerja AS sendiri, di mana bisa terjadi pemangkasan.
Suara.com - Pemerintahan Donald Trump mengatakan akan meminta perusahaan untuk membayar 100.000 dolar AS atau setara Rp1,65 miliar per tahun untuk visa pekerja H-1B.
Hal ini untuk mendorong beberapa perusahaan teknologi besar untuk memperingatkan pemegang visa agar tetap tinggal di AS atau segera kembali.
Langkah untuk merombak program visa H-1B merupakan upaya paling menonjol pemerintahannya sejauh ini untuk merombak visa kerja sementara.
Perubahan ini dapat memberikan pukulan telak bagi sektor teknologi yang sangat bergantung pada pekerja terampil dari India dan China.
Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah memulai tindakan keras imigrasi yang luas, termasuk langkah-langkah untuk membatasi beberapa bentuk imigrasi legal.
"Jika Anda akan melatih seseorang, Anda akan melatih salah satu lulusan baru dari salah satu universitas hebat di negeri kita. Latihlah warga Amerika. Hentikan mendatangkan orang untuk mengambil pekerjaan kita,"kata Menteri Perdagangan Howard Lutnick seperti dikutip Reuters, Minggu (21/9/2025).
Keputusan pengenaan biaya yang selangit ini diprediksi akan memukul sektor industri teknologi di AS.
Karena biasanya sektor tersebutlah yang banyak mendatangkan pekerja dari luar negeri.
Jumlah pekerja asing di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) di AS meningkat lebih dari dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2019 menjadi hampir 2,5 juta.
Baca Juga: Gara-gara Ini, Harga Mobil Jepang dan Korsel Naik 15 Persen
Meskipun secara keseluruhan lapangan kerja di bidang STEM hanya meningkat 44,5% selama periode tersebut.
Kebijakan ini pun menuai kritik. Keputusan Trump ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada pekerja AS sendiri, di mana bisa terjadi pemangkasan.
Padahal, melalui visa H-1B dapat mendatangkan pekerja berkeahlian tinggi yang penting untuk mengisi kesenjangan bakat dan menjaga daya saing perusahaan di AS.
Untuk itu, ancaman Trump untuk menindak visa H-1B telah menjadi titik api utama di industri teknologi, yang menyumbang jutaan dolar untuk kampanye kepresidenannya.
Apalagi, mereka menyarankan karyawan pemegang visa H-1B yang berada di luar AS untuk kembali sebelum tengah malam pada hari Sabtu (pukul 04.00 GMT pada hari Minggu), saat struktur biaya baru mulai berlaku.
"Pemegang visa H-1B yang saat ini berada di AS harus tetap berada di AS dan menghindari perjalanan internasional sampai pemerintah mengeluarkan panduan perjalanan yang jelas," demikian bunyi email yang dikirimkan kepada karyawan JPMorgan oleh Ogletree Deakins, perusahaan yang menangani aplikasi visa untuk bank investasi AS tersebut.
Berita Terkait
-
Aliran Modal Asing Kabur Rp8,12 Triliun dari Indonesia Selama Sepekan, Pertanda Apa?
-
Etika Trump Dipertanyakan! Raja Charles III Dibelakangi saat Kunjungan Kenegaraan
-
The Fed Pangkas Suku Bunga, Apa Dampaknya Terhadap Perbankan Indonesia?
-
Gara-gara Ini, Harga Mobil Jepang dan Korsel Naik 15 Persen
-
Pasar Keuangan Bergejolak: Rp14,24 Triliun Modal Asing 'Kabur' dari RI dalam 4 Hari
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?