Suara.com - Ketua RT 1/2, Jalan Pasar Jumat, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Mulingka (50), berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi uang ganti rugi tanah dan bangunan yang pas sebelum melakukan penggusuran untuk proyek mass rapid transit tahap pertama rute Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.
"Kita sih maunya harga sesuaikanlah, lokasi pasaran di sinilah, masalah nominalnya saya nggak tahu berapa, tapi yang jelas jangan di bawah pasaran, (saya belum bisa menyebutkan harga karena) itu, kan masing-masing warga belum mengajukan, terlebih harga berapa yang dari pemerintah," ujarnya ketika ditemui wartawan Suara.com di Jalan Pasar Jumat, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Minggu (2/8/2015).
Mulingka mengungkapkan sampai saat ini perwakilan pemerintah belum menyebutkan nilai ganti rugi kepada warga. Tapi, dia tahu lahan dan bangunannya akan digusur.
"Yang sebelah sana sih udah (RT03/02), yang sebelah sana udah rapat antara MRT dan pihak pemerintah, yang ini belum, baru didata dan kira-kira ada sembilan rumahlah yang akan digusur juga," kata dia.
Mulingka ingin tanahnya dihargai sesuai status. Untuk bangunan rumahnya, Mulingka mengatakan berstatus girik atau tanah bekas hak milik adat atau warisan yang belum didaftarkan ke Badan Pertanahan Nasional.
"Kalau di sini sudah lihat dari kondisi surat, makanya kita juga orang awam nggak tahu persis kalau kepemilikan sertifikat dihargai betapa dan girik berapa, soalnya kan dari pemerintah dilihat kondisi suratnya. Sertifikatkah girikkah atau apakah gitu. Kalau di sini (RT 1/2) ada yang sertifikat ada yang girik. Kalau saya girik," kata Mulingka.
Warga yang sudah 50 tahun di Jalan Pasar Jumat mengatakan bukan bermaksud menolak proyek pemerintah, tapi ia dan warga menuntut pemerintah memberi uang ganti rugi yang layak.
"Dulu pendataan, bulan Juni, setelah itu pengukuran, kita udah diukur sih, ada sembilan blok yang akan kena di sini, kalau masalah harga belum dibicarakan lagi antara warga dan kelurahan, soalnya katanya dia ada pertemuan abis lebaran, tapi sampai saat ini belum, nggak tahu dah lebaran apaan," ujarnya.
"Udah kita mau harga NJOP aja, dari pajak, kan NJOP ada, seumpama kita ada harga NJOP aja, ditinjau kembali suratnya apa, girik sekian harga permeternya, sertifikat sekian," Mulingka menambahkan.
Mulingka berpesan agar perusahaan yang mengerjakan MRT memprioritaskan lahan yang sudah tak bermasalah.
"Saya sih berharap yang di situ dirapiin dulu, yang ini belakangan, kan kita orang usaha semua di sini. Jangan terlalu cepat pembongkaran, kita-kita bukannya mau nahan-nahan. Ngapain nahan. Tapi juga pembayarannya harus dibayar langsung, saya juga ingin kok dimediasikan," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan petugas pemerintah tak akan menyerah. Petugas akan negosiasi terus dengan sampai harga cocok.
Kalau benar-benar buntu, Ahok akan mendaftarkan sengketa lahan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Kita lahan terkendala memang, terus kan kita sudah bicara, sudah ada peraturan pemerintah, jadi kita akan daftarkan ke pengadilan negeri untuk kita konsinyasi. Jadi harganya appraiser. Kita minta persetujuan pengadilan negeri, kalau uangnya mau kita titipkan ke sana," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Ahok berharap pengadilan bisa memutus sengketa tanah antara pemerintah dan warga.
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Prabowo Terbang ke Jepang, AS, hingga Belanda, Menlu Sugiono Beberkan Agendanya
-
Jokowi Gagas Prabowo - Gibran Kembali Berduet di 2029, Pakar: Nasibnya di Tangan Para "Bos" Parpol
-
Pidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Mengulang Sejarah Perjuangan Diplomasi Prof Sumitro
-
Prabowo Ubah IKN jadi Ibu Kota Politik Dinilai Picu Polemik: Mestinya Tak Perlu Ada Istilah Baru!
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama
-
Cinta Segitiga Berdarah di Cilincing: Pemuda 19 Tahun Tewas Ditusuk Mantan Pacar Kekasih!
-
Segera Diadili Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sidang Kopda FH dan Serka N Bakal Digelar Terbuka
-
Tragedi Rumah Tangga di Cakung: Suami Bakar Istri dan Kontrakan Ditangkap Usai Kabur 3 Hari