Suara.com - Demonstrasi buruh siang ini, Selasa (1/9/2015), tak hanya berlangsung di depan Istana Negara, Jakarta. Demo juga terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air.
Seperti di Yogyakarta. Saat ini, 168 buruh korban PHK perusahaan tekstil, PT. Primissima, Medari Caturharjo, Sleman, Yogyakarta, unjuk rasa menolak pemecatan.
Menurut perwakilan demonstran Anwari, buruh menolak pemecatan karena dilakukan secara sepihak. Buruh menilai keputusan PT. Primissima bertentangan dengan UUD 1945 Pasal 28 poin a hingga j.
"Mau kami jika terjadi PHK, maka seharus sesuai dengan UU ketenagakerjaan 2003 dan Permen nomor 100 tahun 2004," kata Anwari.
Anwari menambahkan PHK terjadi di semua bagian PT. Primissima, namun yang terbanyak terjadi pada bagian spinning atau penyusunan kapas menjadi benang.
"Semua bagian terkena PHK tapi bagian spinning yang paling banyak jadi korban PHK," ujar Anwari.
Anwari juga mengatakan selain menolak PHK, dalam aksi, para buruh juga menolak sistem kerja magang tiga bulan.
Setelah magang tiga bulan selesai, perusahaan akan memperpanjang tiga bulan, lalu diperpanjang lagi selama enam bulan.
"Jadi pas sistem magang itu, setelah magang selesai baru jadi Tenaga Kontrak Waktu Tertentu. Dan itupun masih butuh waktu sampai lima tahun baru bisa jadi karyawan," ujar Anwari.
Humas Sekretariat PT. Primissima, Ishaq Nur Ghozali, menegaskan sebelum keputusan PHK, perusahaan sudah bicara dengan buruh.
"Sebenarnya ini pilihan yang paling pahit dan berat. Pihak manajeman juga memang menyatakan ini pilihan paling sulit tapi ya mau bagaimana lagi," kata Ishaq Nur Ghozali.
Ishaq mengatakan ondisi perusahaannya sejak awal tahun sudah tidak bagus, sementara dana operasional sangat tinggi sehingga diperlukan langka efisiensi, salah satunya dengan PHK.
Ishaq menambahkan sebelum melakukan PHK pihaknya telah melakukan berbagai upaya, seperti melakukan penghematan, namun ternyata penghematan tersebut masih kurang efektif, apalagi situasi dan kondisi perekonomian yang saat ini semakin sulit.
"Apalagi saat ini pasaran tekstil juga melemah, krisis di sebagian negara juga berimbas pada perusahaan kami," ujar Ishaq.
Meskipun demikian, Ishaq mengatakan perusahaan siap untuk melakukan mediasi dengan para buruh melalui perwakilan dari serikat pekerja.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
Terkini
-
Tak Setuju Gaji Anggota DPR Dipotong Gegara Bolos Rapat, Adian PDIP: Nanti Kita Terjebak Absensi
-
Dukung KLHK, NHM Laksanakan Aksi Bersih-bersih Serentak World Cleanup Day 2025 bersama Mitra Lokal
-
Sejak 2003, Haji Robert Konsisten Membina Ribuan Santri Penghafal Qur'an
-
Mendagri Ingatkan Pemda Jaga Kamtibmas & Susun Strategi Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
-
Mimpi Jadi Tentara Terhalang Duit? KSAD Maruli Simanjuntak: Siapa Pun Bisa Daftar Tanpa Biaya!
-
Tragedi Minggu Pagi, Atap Gedung Rp120 Miliar KPT Brebes Ambruk, Warga dan Pekerja Jadi Korban
-
11 Buku Pendemo Disita, Dandhy Laksono Kritik: Bukti Polisi Tidak Membaca
-
Panglima TNI Ungkap Alasan RI Butuh Tank Harimau, Senjata Pamungkas Penjaga Kedaulatan
-
Kinerja DPR Banyak Dikritik, Adian Napitupulu: Terbelenggu Aturan Sendiri
-
'Kekuatan Siluman' di Balik Penjarahan Rumah Sri Mulyani, Dino Patti Djalal Bongkar 3 Kejanggalan