Suara.com - Uni Emirat Arab (UEA) bukanlah salah satu negara yang dimanfaatkan pengungsi Suriah sebagai batu loncatan untuk ke Eropa. Namun, bagi warga Suriah yang satu ini, UEA merupakan negara yang cocok untuk memulai perjalanannya ke Eropa.
Ya, Tareq dan keluarganya enggan bersusah payah seperti pengungsi senegaranya. Ia lebih memilih merogoh kocek dalam-dalam untuk bisa mendapatkan transportasi yang aman dan nyaman untuk memulai kehidupan baru di Swedia.
Dibantu oleh sindikat perdagangan manusia yang punya jaringan di Timur Tengah dan Eropa, lelaki berusia 36 tahun itu melakukan perjalanan dari Dubai, UEA menuju Swedia, hanya dalam waktu tiga minggu, menggunakan fasilitas transportasi yang tergolong nyaman.
Biasanya, pengungsi kebanyakan membayar uang sebesar 700 Euro atau sekitar Rp11 juta agar dibantu diseberangkan ke Eropa. Dengan uang sedemikian besar itu, mereka masih harus berdesak-desakan dengan pengungsi lain di atas sebuah perahu yang terkadang tak laik untuk beroperasi.
Namun, berbeda halnya dengan Tareq. Tareq membayar biaya paketan, yakni 3.000 Euro atau sekitar Rp47 juta. Itu belum semuanya. Tareq dan keluarganya juga membayar ribuan Euro lagi untuk biaya pemalsuan dokumen agar bisa masuk Swedia, negara yang kabarnya memberikan status kewarganegaraan cuma-cuma bagi pengungsi Suriah.
Meski harus menghabiskan banyak biaya, Tareq selamat sampai di Swedia. Nasib Tareq dan keluarganya jauh lebih beruntung ketimbang para pengunsgi yang harus kehilangan keluarga saat mencoba menyeberang dari Afrika Utara ke Italia, atau dari Turki ke kepulauan Yunani.
"Saya harus memilih antara keselamatan keluarga saya atau mengambil risiko, berharap saat berhasil menyeberangi lautan, kami berpeluang memperoleh kehidupan yang lebih baik," kata Tareq seperti dikutip Reuters.
Tareq adalah jebolan sarjana pemasaran. Selama delapan belas bulan setelah lulus, Tareq mencari pekerjaan namun tak kunjung mendapatkannya. Di awal konflik Suriah tahun 2012, Tareq mendapat visa kerja di UEA dan bekerja dengan perusahaan yang dijalankan kerabatnya.
Sayang, usahanya bangkrut. Ia pun gagal mendapatkan pekerjaan untuknya di Lebanon dan Algeria. Eropa pun jadi target Tareq selanjutnya. (Reuters)
Berita Terkait
-
PBB Beberkan Data Mengerikan Serangan Israel, Tiap 8 Menit Jatuhkan Satu Bom di Gaza
-
CEK FAKTA: Video Pengungsi Palestina Diterbangkan ke Indonesia
-
Akhir Era Assad: Gelombang Kepulangan Pengungsi Suriah Dimulai
-
Israel Serang Tenda Pengungsi di Jalur Gaza, Puluhan Warga Tewas
-
Terlunta-lunta Imbas Kebakaran, Warga Kapuk Muara Terharu Dapat Bantuan: Kami Tak Menyangka
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
Terkini
-
Ketua Dewan Pembina PSI Berinisial J Mengarah ke Jokowi, Keengganan Mempublikasi Bisa Jadi Bumerang?
-
Menkum Sahkan Kepengurusan Mardiono, Mahkamah Partai Menggugat: Satu Syarat Formil Dilanggar
-
Menkum Supratman 'Tantang' Balik PPP Kubu Agus Suparmanto: Silakan Gugat SK Mardiono ke PTUN!
-
Polisi Larang Warga Berkerumun di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: Kasih Kami Kesempatan!
-
Komitmen TJSL, BNI Perkuat Ekonomi Kerakyatan dan Kelestarian Lingkungan di Desa Ponggok Jawa Tengah
-
MDIS Buka Suara soal Ijazah Gibran, PSI: Hentikan Polemik Jika Niatnya Cari Kebenaran!
-
Rizky Kabah Tak Berkutik di Kamar Kos, Detik-detik Penangkapan TikTokers Penghina Suku Dayak!
-
Sidang Praperadilan: Nadiem Makarim Masih Dibantarkan, Orang Tua Setia Hadir di Ruang Sidang
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Korban Jiwa Bertambah Jadi 9 Orang
-
Menteri Haji dan Umrah Datangi KPK di Tengah Penyidikan Kasus Korupsi Kuota Haji, Bahas Apa?