Suara.com - Kuartet Dialog Nasional Tunisia memenangkan hadiah Nobel Perdamaian 2015 berkat kontribusinya dalam membangun demokrasi di negara itu setelah Revolusi Yasmin pecah pada Desember 2010, demikian diumumkan Komite Nobel pada Jumat (9/10/2015).
Kuartet itu terdiri dari Serikat Buruh Umum Tunisia (UGTT), Konfederasi Industri, Perdagangan, dan Kerajinan Tangan Tunisia (UTICA), Liga Hak Asasi Manusia Tunisia (LTDH), dan Asosiasi Advokat Tunisia.
Dibentuk pada pertengahan 2013, kuartet ini mendukung proses demokratisasi di Tunisia, negara yang nyaris ambruk akibat revolusi untuk menurunkan diktator Zine El Abidine Ben Ali pada 2011. Revolusi ini memicu gelombang demokratisasi di Timur Tengah, proses yang kemudian disebut sebagai "Revolusi Musim Semi Arab".
"Karya mereka mengembangkan sebuah proses alternatif nan damai ketika Tunisia berada di ambang perang saudara," kata Kaci Kullman Five, kepala Komite Nobel.
"Di atas segalanya, hadiah ini adalah sebuah dukungan bagi rakyat Tunisia, yang di tengah masalah besar bisa meletakan dasar bagi persaudaraan nasional. Komite Nobel berharap ini akan menjadi contoh bagi negara-negara lain," lanjut Five.
Hadiah Nobel Perdamaian ini akan diserahkan dalam sebuah upacara di Oslo, Norwegia pada 10 Desember mendatang.
Secara umum penganugerahan Nobel Perdamaian pada kuartet ini dinilai sebagai upaya Komite Nobel untuk mendorong revolusi di Timur Tengah. Revolusi Musim Semi Arab sendiri boleh dikatakan masih berlangsung saat ini dan telah menelan jutaan korban jiwa di Timur Tengah.
Salah satu negara yang masih bergejolak akibat gelombang revolusi ini adalah Suriah, dipicu oleh perlawanan untuk menggulingkan rezim Bashar al Asaad. Selain korban jiwa, ratusan ribu warga Suriah kini terus mengalir ke Eropa dalam sebuah gelombang pengungsian yang disebut terbesar setelah Perang Dunia II. (Reuters/CNN)
Berita Terkait
-
Berkontribusi bagi Keamanan dan Kesejahteraan, BPJS Kesehatan Masuk Nominasi Nobel Perdamaian
-
Nobel Perdamaian Dikasih ke Pendukung Genosida? 5 Dosa Pemenang Nobel 2025 yang Bikin Geger
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
5 Rekomendasi Novel Karya Laszlo Krasznahorkai: Peraih Nobel Sastra 2025
-
Netanyahu Nominasikan Trump untuk Nobel Perdamaian! Apa Alasannya?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
-
Hore! Purbaya Resmi Bebaskan Pajak Bagi Pekerja Sektor Ini
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
Terkini
-
Kontroversi Utang Whoosh: Projo Dorong Lanjut ke Surabaya, Ungkit Ekonomi Jawa 3 Kali Lipat
-
Prabowo Dukung Penuh Polri Tanam Jagung: Langkah Berani Lawan Krisis atau Salah Fokus?
-
Skandal Suap Vonis Lepas CPO: Panitera Dituntut 12 Tahun, Ungkap Peran Penghubung Rp60 Miliar!
-
DPR Sibuk! 2 RUU Siap Ubah Wajah Indonesia: Single ID Number dan Revisi Sistem Pemilu
-
Bakal Jadi Partai atau Pindah ke PSI? Begini Rencana Projo
-
Whoosh Bikin Tekor Triliunan, Ekonom Curiga Proyek Salah Sasaran dan Ada 'Permainan' Markup
-
Gak Kapok Masuk Penjara Gegara Korupsi, Eks Kades Nekat Dagang Sabu karena Alasan Nganggur
-
Prabowo Janji Hadir jika Ada Penggerebekan Pabrik Narkoba, Kapolri: Anggota Sangat Termotivasi!
-
Dugaan Korupsi Whoosh Diendus KPK, Budi Arie: Ini Proyek Hijau, Bukan Cuma Cari Untung
-
Wabah Motor Brebet Pertalite Guncang Jatim, Nurdin Halid: Pertamina, Buka Hasil Lab Secara Terbuka!