Suara.com - Kawanan monyet 'menyerbu' Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum Banjarmasin, Kalimantan Selatan, sehingga mengganggu ketenangan petugas maupun penghuni lain.
Direktur RSJ Sambang Lihum dr IBG Dharma Putera di Martapura, Rabu, mengatakan gangguan kawanan monyet semakin menjadi-jadi sejak kebakaran lahan di sekitarnya.
"Kami sangat terganggu sekali atas perilaku kawanan monyet itu, apalagi sejak kebakaran lahan membuat aksi mereka semakin menjadi-jadi dan tidak mau diusir," ujarnya.
Ia mengatakan gangguan hewan primata itu sudah berlangsung lama bahkan terjadi sejak RSJ yang terletak di Jalan Gubernur Syarkawi, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, dibangun.
Dijelaskannya, gangguan itu terjadi karena posisi bangunan RSJ memang di tengah kawasan hutan dan dipenuhi pepohonan yang merupakan habitat primata tersebut.
"Namun dulu, kami bisa mengusir mereka kembali ke hutan, tetapi sekarang karena habitatnya rusak akibat kebakaran lahan, mereka bertahan," ungkapnya.
Bahkan, kata dia, kawanan monyet menjadikan plafon sebagai ruang persinggahan dan sarang sehingga bagian atap dan plafon sering rusak terutama jika mereka "bercanda".
"Bagian plafon dan atap yang rusak sudah beberapa kali diperbaiki tetapi dirusak kembali sehingga fasilitas yang ada di ruangan transit itu tidak bisa digunakan," ucapnya.
Menurut dia, pihaknya sudah berupaya mengusir kawanan monyet dengan menggunakan petasan kecil tetapi sekarang upaya itu tidak membuahkan hasil karena mereka tetap bertahan.
"Dulu bunyi petasan kecil membuat monyetnya lari, tetapi sekarang tidak ada pengaruh dan mereka bertahan di sarang karena tidak ada lagi hutan dan pepohonan," ujar dia.
Dikatakannya, pihaknya sudah sejak satu pekan lalu menyurati Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mencarikan solusi atas gangguan primata tersebut.
"Kami yakin, surat yang sudah disampaikan direspon positif sehingga bisa diambil langkah penanggulangan agar gangguan monyet tidak terjadi lagi," kata dia.
Ditambahkannya, selain gangguan kawanan monyet, RSJ Sambang Lihum juga didatangi ular yang diduga kuat mencari perlindungan akibat habitat mereka terganggu karena kebakaran lahan.
"Kami tidak melihat langsung jenis ularnya, tetapi laporan pegawai yang melihatnya, termasuk ular berbahaya dan kami khawatir kemunculannya membahayakan," katanya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Kapolri Ungkap Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Jalani Operasi
-
Polda Metro Jaya Bakal Rilis Tentang Ledakan SMAN 72 Jakarta yang Lukai Puluhan Siswa
-
Sekjen PDIP Hasto Ingatkan Spirit Pengasingan Bung Karno di Konferda NTT
-
Masjid Dipasang Garis Polisi, Begini Kondisi SMAN 72 Jakarta Pasca Ledakan
-
Olah TKP Dinyatakan Rampung, Brimob Tinggalkan Lokasi, Polda Metro Jaya: Hasilnya Besok
-
Ledakan SMAN 72: Prabowo Beri Peringatan Keras! Ini Pesannya...
-
Ketua MPR: Tidak Ada Halangan bagi Soeharto untuk Dianugerahi Pemerintah Gelar Pahlawan Nasional
-
Misteri Ledakan SMA 72 Jakarta: Senjata Mainan Jadi Petunjuk Kunci, Apa yang Ditulis Pelaku?
-
Ledakan SMA 72 Jakarta: Pelaku Pelajar 17 Tahun, Kapolri Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Update Ledakan SMAN 72: Polisi Sebut 54 Siswa Terdampak, Motif Masih Didalami