Suara.com - Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan Negara yang ampuh yang harus dihayati sebagai nilai luhur bangsa Indonesia untuk bisa menghargai perbedaan dan harus bisa diwujudkan sebagai pola pikir dan menjadi perilaku di kehidupan nyata.
Semangat “berbeda beda tetapi tetap satu jua” ini sangat tepat menjadi semangat masyarakat Indonesia yang majemuk, multi etnis, agama, suku, warna kulit, dan keberagaman. Kebhinnekaan, bagi Indonesia adalah kekayaan sekaligus kekuatan dalam membangun kehidupan berbangsa. Untuk itu harus terus dijaga dan dilestarikan dan terus didorong untuk dilembagakan.
Pendapat ini disampaikan Pembina Yayasan Komunitas Indonesia Sejati (Yakin) Agus Santoso saat sarasehan dan deklarasi pencanangan semangat Bhinneka Tunggal Ika di Gedung Joang, menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/10/2015).
Sarasehan yang diadakan Yakin bekerjasama dengan IM Center menghadirkan pembicara selain Agus Santoso yang juga Wakil Ketua PPATK, juga menghadirkan Ichsan Malik pendiri IM Center Untuk Dialog dan perdamaian, Prof Willi Toisuta dari Universitas Sunshine Coast Queensland Australia, dan Asep Kambali sejarawan.
“Bangsa ini mewariskan kebudayaan dan keaneragaman yang harus terus dijaga. Jangan sampai bangsa ini terpecah hanya karena perbedaan agama, suku, apalagi perbedaan pandangan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus terus digelorakan agar dihayati dan dilaksanakan. Salah satu cara yang kami dorong adalah mengusulkan ke pemerintah agar tanggal 17 OKtober jadi Hari Bhinneka Tunggal Ika,” kata Agus.
Pernyataan senada disampaikan Ichsan Malik. Tokoh perdamaian Baku Bae saat terjadi konflik Ambon ini menilai semangat Bhinneka Tunggal Ika sangat tepat untuk menjadi perekat bangsa. Indonesia saat ini memiliki 248 juta jiwa, terdiri dari 300 suku bangsa, memiliki 700 macam bahasa lokal dan dialek, menganut 6 agama resmi, dengan penduduk yang mendiami lebih dari 13.466 pulau.
“Setelah terjadi konflik pada awal Reformasi 1999, kita seolah olah tenggelam dengan problem internal, konflik SARA, korupsi, ketidakadilan sosial. Kita terbelenggu oleh penyakit, ketika terjadi momentum politik nasonal maka kita selalu kembali ke titik nol. “Kita hanya mampu berputar-putar seperti bebek patah sayap. Kalau terus seperti ini, jangan berharap akan mampu lepas landas dari keterpurukan,” kata Ichsan Malik.
Demikian juga dengan slogan revolusi mental yang dicanangkan Jokowi, menurut Ichan Malik, masih sebatas slogan. Aktivitas pemerintah masih fokus di ekonomi dan infrastruktur. Sedangkan ersoalan yang terkait dengan hajat hidup orang banyak tidak mendapatkjan tindakan nyata. Seperti terulangnya kasus asap yang sudah menimbulkan korban jiwa, konflik di Tolihara, Papua hingga Singkil Aceh, dan masih berkembangnya intoleransi. “Ini kalau dibiarkan terus akan mendorong terjadi konflik, radikalisme dan ekstrimisme,” jelas Ichsan Malik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Wamenkomdigi: Pemerintah Harus Hadir untuk Memastikan AI Jadi Teknologi yang Bertanggung Jawab
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka KPK! Kemendagri Siapkan Pengganti Sementara
-
Pramono Anung Rombak Birokrasi DKI: 1.842 Pejabat Baru, Janji Pelayanan Publik Lebih Baik
-
Gubernur Riau Jadi Tersangka, PKB Proses Status Kader Abdul Wahid Secara Internal
-
Raperda KTR DKI Disahkan! Ini Titik-Titik yang Dilarang untuk Merokok dan Jual Rokok
-
BNN Gerebek Kampung Bahari, 18 Orang Ditangkap di Tengah Perlawanan Sengit Jaringan Narkoba
-
KPK Kejar Korupsi Whoosh! Prabowo Tanggung Utang, Penyelidikan Jalan Terus?
-
Ahli Hukum Nilai Hak Terdakwa Dilanggar dalam Sidang Sengketa Tambang Nikel Halmahera Timur
-
Cak Imin Instruksikan BGN Gunakan Alat dan Bahan Pangan Lokal untuk MBG
-
MRT Siapkan TOD Medan Satria, Bakal Ubah Wajah Timur Jakarta