Suara.com - Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani menilai pemerintah kurang koordinasi dalam menangani penanganan konflik di tengah masyarakat. Kasus Tolikara, Papua, ternyata terulang lagi di Aceh Singkil, Aceh.
"Ini kan berulang. Dari Tolikara, belum sampai satu tahun baru berapa bulan sudah terjadi lagi (Aceh Singkil). Saya kira koordinasi harus betul-betul serius. BIN, kepolisian, aparat terkait, mungkin TNI, termasuk pemda, harus koordinasi secara sungguh-sungguh tentang potensi-potensi itu supaya kerawanan sejenis tidak terulang," ujar Muzani di DPR, Kamis (15/10/2015).
Muzani menandaskan koordinasi yang lemah membuat konflik horisontal selalu muncul.
"Kalau problem serupa dan terulang terjadi lagi berarti ada cara kerja kita yang salah," ujar anggota Komisi I DPR. "Ada koordinasi yang yang lambat atau tidak cakap."
Muzani menambahkan kondisi perekonomian yang lemah membuat warga semakin mudah terprovokasi melakukan tindakan anarkis.
"Di sana, semua komoditi yang menjadi basis kehidupan rakyat menurun, harga sawit turun, karet turun, kemudian kekeringan panjang, asap dimana-mana, sampai ke Sumut. Jadi saya kira ada daya kesadaran masyarakat yang tidak panjang sehingga provokasi mudah disulut oleh hal-hal yang bersifat emosional dan faktor keyakinan dan agama adalah faktor pemicu paling sensitif dalam hal ini, sehingga itu menjadi pemicu," ujar dia.
Menurut Muzani solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, selain meningkatkan koordinasi, juga mengembalikan kesadaran masyarakat tentang budaya kerukunan dan kebhinekaan.
"Para tokoh harus terus mengingatkan ini sebagai sebuah bagian penting," kata dia.
Berita Terkait
-
Menko Polhukam: Singkil Itu Masalah Lama, Mulai Tahun 1979
-
Kasus Aceh Singkil, Pimpinan DPR: PR Kita Agar Tak Terulang Lagi
-
Tersangka Kasus Aceh Singkil Delapan Orang, Lima Masih DPO
-
Bentrok Aceh Singkil, Pimpinan DPD RI Sesalkan Kinerja Intelijen
-
Polisi Sudah Tetapkan Tiga Tersangka dalam Kasus di Aceh Singkil
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Mensos Usulkan Kenaikan Dana Jaminan Hidup Korban Bencana, Rp 10 Ribu per Hari Dinilai Tak Relevan
-
Kaleidoskop Jakarta 2025: Wajah Baru DKJ, Amukan Si Jago Merah, hingga Banjir Tetap Jadi Langganan
-
Pramono Anung Umumkan UMP Jakarta Besok: Mudah-Mudahan Nggak Ada yang Mogok Kerja!
-
Empat Pekan Pascabencana Sumatra, Apa Saja yang Sudah Pemerintah Lakukan?
-
PKB soal Bencana Sumatra: Saling Tuding Cuma Bikin Lemah, Kita Kembali ke Khitah Gotong Royong
-
18 Ucapan Selamat Natal 2025 Paling Berkesan: Cocok Dikirim ke Atasan, Sahabat, hingga Si Dia!
-
Gereja Katedral Jakarta Gelar Misa Natal 24-25 Desember, Ini Jadwalnya
-
Diduga Peliharaan Lepas, Damkar Bekasi Evakuasi Buaya Raksasa di Sawah Bantargebang Selama Dua Jam
-
Bambang Tri Siap Jadi Saksi Sidang Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Baru dari Buku Sri Adiningsih
-
Wamenkum: Penyadapan Belum Bisa Dilakukan Meski Diatur dalam KUHAP Nasional