Suara.com - Sejumlah penumpang dan komunitas pengguna kereta rel listrik (KRL) komuter mengaku setuju dengan rencana kenaikan tarif per November 2015, asalkan dibarengi dengan peningkatan layanan.
"Ya, tidak apa-apa naik toh masih tetap lebih murah dibanding lewat jalan raya," kata Andi Ardiansyah, penumpang KRL asal Kota Bogor saat ditemui di Bogor, Selasa (20/10/2015).
Menurut Andi, kenaikan tarif KRL sebesar 50 persen tidak menjadi persoalan namun yang terpenting pelayanan terus ditingkatkan. Pelayanan yang dimaksudkannya adalah kepastian jadwal dan informasi yang jelas tentang kereta baik dari pihak operator maupun petugas di dalam kereta.
"Kalau bisa, operator dan 'announcer' (petugas) di dalam kereta lebih informatif kalau ngasih tahu informasi, misalnya info tentang gangguan di lintasan," katanya.
Menurut Andi, selama ini informasi yang disampaikan oleh operator maupun petugas hanya menyampaikan kereta belum bisa diberangkatkan karena tertahan di antrean KA. Bagi penumpang, lanjut dia, walau tidak dikasih tahu juga akan mengetahui kereta belum berangkat karena ada antrean.
"Yang ingin diketahui oleh penumpang penyebab antrean itu, apakah mogok, atau gangguan sinyal, atau wesel," ujarnya.
Kalau penumpang tahu penyebabnya, lanjutnya, penumpang bisa mempertimbangkan apakah harus tetap menunggu atau mencari alternatif yang lain. Sementara itu, Gilang Ketua Umum Gerakan Muda Penggemar KA (GM-MARKA) juga tak menolak rencana kenaikan tarif KRL komuter.
"Kita setuju saja tarif dinaikkan, asalkan kualitas layanan senantiasa ditingkatkan," katanya.
Layanan yang dimaksudkannya, menambah blok sinyal dan sistem keselamatan seperti ATS (automatic train stop) agar keselamatan penumpang dan kelancaran perjalanan KRL bisa lebih ditingkatkan.
"Karena pemerintah harus mengambil tanggung jawab untuk memperbaiki infrastruktur KA," katanya.
PT Kereta Api Indonesia Commuter Jabodetabek (KCJ) akan menaikkan tarif KRL hingga 50 persen di awal November 2015. Keputusan ini menyusul telah berakhirnya masa kontrak dana subsidi "public service obligation (PSO)" yang diterima KCJ terhitung 18 November 2015.
Upaya menaikkan tarif KRL dilakukan agar penumpang tetap bisa mendapatkan PSO hingga Desember ini. Maka itu, komposisi PSO dihitung ulang.
Saat ini tarif yang berlaku berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun 2015 untuk KRL jarak 1-25 kilometer pertama tarif dasar operator KCJ sebesar Rp5.000. PSO yang diberikan sebesar Rp 3.000, sedangkan penumpang hanya membayar Rp2.000.
Setelah perubahan yang dilakukan nanti, maka PSO untuk 25 kilometer pertama hanya Rp2.000. Jadi, penumpang harus membayar Rp3.000.
Untuk jarak 1-10 kilometer selanjutnya saat ini tarif dasar operator sebesar Rp 2.000 dan mendapat PSO sebesar Rp 1.000. Per awal November nanti berdasarkan skema perubahan, PSO untuk 1-10 kilometer selanjutnya hanya Rp500 dan penumpang harus membayar sebesar Rp 1.500. (Antara)
Berita Terkait
-
KRL Jabodetabek Bakal Gunakan Kereta Buatan INKA, Layak Pakai?
-
Tenang! KRL Jabotabek Beroperasi 24 Jam di Malam Tahun Baru
-
Rencana Penerapan Tarif KRL Berdasarkan NIK
-
Makin Padat! Penumpang KRL Jabodetabek Tembus 156,8 Juta Orang di Semester I 2024
-
Jadwal KRL Jabodetabek 2023 Terbaru Mulai 1 Juni 2023, Cek di Sini
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Berkontribusi bagi Keamanan dan Kesejahteraan, BPJS Kesehatan Masuk Nominasi Nobel Perdamaian
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
KPK Ungkap Korupsi JTTS Direncanakan Bintang Perbowo Jauh Sebelum Jadi Bos Hutama Karya
-
Kepala SMAN 1 Cimarga Tampar Murid Gegara Merokok, Ratusan Siswa Mogok Belajar
-
Mempelai Pria Ini Gagal Patahkan Batako Pakai Kepala, Endingnya di Luar Dugaan
-
'Mangkir Berjamaah?' 4 Saksi Korupsi Digitalisasi SPBU Kompak Absen dari Panggilan KPK
-
Kalah Praperadilan, Kubu Nadiem 'Sentil' Hakim Cuma Hitung Alat Bukti Tidak Uji Substansi
-
Tragis! Mahasiswa Unpad Tewas dalam Kecelakaan Maut di Tol Cisumdawu, Mobil Hangus Terbakar
-
Dorong Pengembangan Energi Hijau, Pemda Bengkulu Dukung PLN Kembangan PLTP Hululais & Kepahiang
-
Tak Akan Kunjungi Israel, Ternyata Begini Agenda Asli Presiden Prabowo Usai KTT Perdamaian Gaza