Suara.com - Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang wilayah pedalaman Afghanisan dan Pakistan pada Senin (26/10/2015). Lebih dari 200 orang tewas akibat gempa yang terasa hingga ke ibu kota India, New Delhi itu.
Korban jiwa diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan, karena akses komunikasi ke kawasan Hindu Kush yang terdampak paling parah akibat gempa itu terputus. Titik episentrum gempa itu berlokasi di Provinsi Badakhshan, wilayah timur laut Afghanistan dan berpusat di kedalaman 213 kilometer.
Salah satu tragedi paling buruk dari bencana itu adalah tewasnya 12 gadis karena terinjak-injak rekan-rekannya ketika berdesak-desakkan menyelamatkan diri dari sekolah tempat mereka belajar di Taloqan, wilayah sebelah barat Badakhshan.
Guncangan akibat gempa itu terasa sampai ke New Delhi dan utara Pakistan. Di dua negara ini ratusan bangunan runtuh tetapi khusus di India dipastikan tak ada korban jiwa.
"Kami sangat ketakuan. Kami melihat orang-orang keluar rumah untuk menyelamatkan diri dan kami menyebut nama Allah," kata Zubari Khan, seorang wartawan di Pakistan.
"Saya sedang mengemudi dan ketika saya berhenti, mobil saya berguncang hebat, seperti ada yang mendorong ke depan dan ke belakang," lanjut dia.
Berdasarkan data sementara yang disampaikan oleh otoritas manajemen bencana alam Provinsi Pakhtunkhwa, Pakistan, sebanyak 167 orang tewas akibat gempa itu. Sementara di Chitral, Pakistan bagian utara, sebanyak 20 orang tewas. Jumlah korban diperkirakan akan bertambah dalam beberapa hari mendatang.
Belum ada laporan resmi tentang jumlah kematian akibat bencana itu Afghanistan, tetapi Gubernur Badakhshan, Shah Waliullah Adib, mengatakan sekitar 1.450 rumah roboh akibat gempa tersebut.
Sejauh ini sudah ada dua negara yang menawarkan bantuan kemanusiaan pada Afghanistan, yakni Amerika Serikat dan Iran. Tetapi bantuan kemanusiaan diperkirakan akan berjalan berat, karena negeri itu sedang dilanda perang dengan Taliban.
Gempa besar ini seperti mengulang bencana yang sama pada 10 tahun silam, ketika gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di utara Pakistan menewaskan sekitar 75.000 orang. Gempa ini juga terjadi enam bulan setelah gempa akbar di Nepal pada 25 April lalu.
Kawasan Pegunungan Hindu Kush sendiri diketahui aktif secara seismik. Gempa sering terjadi karena adanya patahan atau pergeseran ketika lempeng India bertumbukan dengan lempeng Eurasia. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Wamen Dzulfikar: Polisi Aktif di KP2MI Strategis Perangi Mafia TPPO
-
Anggota DPR Ini Ingatkan Bahaya Pinjol: Banyak yang Ngira Itu Bisa Selesaikan Masalah, Padahal...
-
Gibran Wakili Prabowo di Forum KTT G20, DPR: Jangan Cuma Hadir, Tapi Ikut Dialog
-
Mahfud MD Sebut Prabowo Marah di Rapat, Bilang Bintang Jenderal Tak Berguna Jika Tidak Bantu Rakyat
-
RUU PPRT 21 Tahun Mandek, Aktivis Sindir DPR: UU Lain Kilat, Nasib PRT Dianaktirikan
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Cegat Truk di Tol Cikampek, Polda Metro Bongkar Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Rp 4,2 Miliar
-
Detik-detik Mencekam Pesawat Oleng Lalu Jatuh di Karawang, Begini Kondisi Seluruh Awaknya
-
Inovasi Layanan PT Infomedia Nusantara Raih Penghargaan dari Frost & Sullivan
-
PAD Naik Drastis, Gubernur Pramono Pamer Surplus APBD DKI Tembus Rp14 Triliun