Suara.com - Jumlah korban meninggal dunia dalam insiden gempa bumi di Pakistan dan Afghanistan kini bertambah menjadi lebih dari 300 orang. Kelompok gerilyawan Taliban mempersilakan organisasi kemanusiaan untuk melakukan operasi evakuasi dan pemberian bantuan kepada para korban.
Kondisi alam Afghanistan yang dipenuhi pegunungan, ditambah dengan musim dingin yang akan segera tiba, membuat pekerjaan organisasi kemanusiaan internasional kian berat. Namun, Taliban, kelompok gerilyawan yang memerangi pemerintah Afghanistan membuat keputusan mengejutkan.
Mereka mempersilakan organisasi kemanusiaan untuk bekerja di wilayah kekuasaan mereka. Tak hanya itu, Taliban juga memerintahkan anggotanya untuk membantu para korban gempa bumi.
"Kami menyerukan kepada saudara-saudara setanah air dan organisasi kemanusiaan untuk tidak ragu memberikan bantuan tempat tinggal, makanan, dan suplai obat-obatan kepada para korban," kata Taliban dalam sebuah pesannya.
"Dan kepada para mujahidin di lokasi yang terdampak untuk memberikan bantuan penuh," sambung mereka.
Wakil juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyebutkan, sebanyak 228 orang meninggal dunia di Pakistan, sementara di Afghanistan, korban tewas mencapai 115 orang. Gempa juga merusak sedikitnya 4.000 rumah.
Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah karena belum ada informasi lengkap mengenai keadaan di desa-desa terpencil. Kawasan paling parah terdampak adalah Faizabad, ibu kota Provinsi Badakhstan, disusul Provinsi Kunar, Nuristan, Laghman, Takhar, Baghlan, dan Nangarhar.
Gempa yang terjadi pada Senin (26/10/2015) mengguncang dua negara tersebut dengan kekuatan 7,5 skala richter. Gempa utama diikuti dengan tujuh gempa susulan dengan kekuatan bervariasi, dengan yang tertinggi 4,8 skala richter. Pusat gempa terletak pada kedalaman 213 km, di lokasi yang berjarak 254 km sebelah timur laut Kabul, ibu kota Afghanistan. (Reuters)
Berita Terkait
-
Gempa M 7,4 Guncang Rusia, Wilayah Indonesia Aman dari Tsunami
-
5 Fakta Gempa Afghanistan Magnitudo 6: Jalan Putus, Lebih 250 Orang Tewas!
-
Gempa Bekasi: 13 Gempa Susulan Terjadi! BNPB Ungkap Kondisi Terkini Warga
-
Analisis BMKG: Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat Jadi Pemicu Gempa Dangkal di Bekasi
-
Lagi Nongkrong di Melawai, Warga Kaget Digoyang Gempa Bekasi: 'Berasa Nggak Lo?'
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Penjaringan Ketua DPC PDIP Brebes Dinilai Tak Transparan, Pencalonan Cahrudin Sengaja Dijegal?
-
Bikin Riuh, Dito Ariotedjo Tiba-Tiba Tanya Ijazah Erick Thohir ke Roy Suryo
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'