Suara.com - Relawan yang tergabung dalam Jaringan Muda Melawan Kekerasan Seksual berkumpul di sekitaran area car free day Bundaran HI, Minggu (8/11/2015), membawa poster dan petisi dukungan bertuliskan “Saya Mendukung Adanya UU Penghapusan Kekerasan Seksual”. Mereka menghampiri para warga Jakarta yang sedang menikmati suasana car free day di sana.
Hal tersebut dilakukan untuk mendesak DPR agar segera membahas dan menetapkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.
“Sudah tidak ada alasan lagi bagi parlemen untuk menunda-nunda pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. Indonesia sudah darurat kekerasan seksual. Melalui petisi ini kami ingin mengajak masyarakat untuk ikut mendorong proses tersebut.” ungkap Tias Widuri selaku koordinator saat ditemui Suara.com, Minggu.
RUU Penghapusan Kekerasan Seksual selalu tertahan menjadi Program Legislasi Nasional (Prolegnas) karena tidak dianggap sebagai prioritas. Padahal data kekerasan seksual semakin hari selalu bertambah. Pemberitaan tentang perkosaan atau pelecehan datang dari berbagai kalangan usia.
Jaringan Muda akan mengumpulkan 10 ribu petisi dukungan untuk kemudian diserahkan ke DPR awal tahun depan.
“Mengumpulkan 10 ribu petisi ini adalah kesepakatan kami, Jaringan Muda, dalam Temu Nasional I kemarin 10 Oktober 2015 di Semarang,” ungkapnya.
Aktivitas pengumpulan petisi ini juga sedang dilakukan oleh para Jaringan Muda di kota-kota lain seperti Semarang, Tuban, Surabaya, Yogyakarta, Purwokerto, Palu dan Makassar.
Tidak hanya mengumpulkan petisi, Jaringan Muda juga akan melakukan Aksi Bersama se-Nasional. Aksi tersebut akan dilakukan pada 25 November 2015 yang bertepatan dnegan hari 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang akan digelar dikota-kota besar di Indonesia. Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan membawa petisi-petisi yang sudah dikumpulkan untuk dibawa kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk menjadi bahan pertimbangan.
“Iya nanti akan ada aksi tanggal 25 November, kita sebelum aksi akan menggelar konferensi pers dulu untuk me-launching ribuan petisi yang telah kami kumpulkan se-nasional serta pola dan bentuk kekerasan seksual yang kami temukan dari survey Jaringan Muda di kampus dan nantinya akan kami bawa ke DPR,” tegasnya.
Berita Terkait
-
Mantan Kapolres Ngada Fajar Widyadharma Hadapi Vonis, DPR Desak Hukuman Maksimal
-
Koalisi Sipil Desak Menag Minta Maaf Soal Pernyataan Kekerasan Seksual di Ponpes Terlalu Dibesarkan
-
Komnas Perempuan: Kekerasan Seksual Mei 1998 Tidak Boleh Dihapus dari Sejarah
-
Sebut Aparat Tak Paham, Kontras: Penerapan Undang-Undang TPKS Masih Banyak Banget Catatannya
-
Miris! Anak 10 Tahun di Samarinda Jadi Korban Eksploitasi Seksual: Ibu dan Ayah Tiri Terlibat
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Lolos Hukuman MKD, Uya Kuya dan Adies Kadir Baru Bisa Aktif Lagi di DPR Tergantung Ini!
-
Viral! Pasangan Pembuangan Bayi di Ciamis Dinikahkan di Kantor Polisi: Biar Bisa Rawat Anak Bersama?
-
Ditugasi Prabowo Berkantor di Papua, Gibran Tak Merasa Diasingkan: Itu Tidak Benar!
-
Sumpah SF Hariyanto: Saya Bukan Pelapor Kasus Gubernur Riau, Kami Sedang Ngopi Saat KPK Datang
-
DPR Batasi Delegasi Buruh, Komisi IX Absen: Ada Apa di Balik Audiensi Kenaika
-
Jusuf Kalla Ngamuk di Makassar: Tanah Saya Dirampok Mafia, Ini Ciri Khas Lippo!
-
'Acak-acak' Sarang Narkoba di Kampung Bahari Jakut, Kos-kosan Oranye jadi Target BNN, Mengapa?
-
Media Asing Soroti Progres IKN, Kekhawatiran soal Lingkungan dan Demokrasi Jadi Perhatian Utama
-
Sandi 'Tujuh Batang' dan Titah 'Satu Matahari' yang Menjerat Gubernur Riau dalam OTT KPK
-
Rumah Hakim Kasus Korupsi Rp231 M Dibakar, Komisi III DPR: Ini Kejahatan Terencana