Suara.com - Direktur Institut Studi Transportasi (INSTRAN), Yoga Adiwinarto menyatakan, Pemprov DKI belum berhasil menjadikan bus Transjakarta menjadi transportasi yang nyaman dan diminati masyarakat.
Menurut Yoga, Pemerintah DKI harus terus membenahi sistem transportasi massal yang berbasis Bus Rapid Transit (BRT) dengan menganalogikan mirip batu akik yang mesti dipoles biar warga bisa beralih dari kendaraan pribadi.
"Pemprov DKI harus menyadari bahwa Transjakarta seperti batu akik dalam lumpur, bisa dijadikan mahal asalkan Transjakarta harus dipoles sedikit," ujar Yoga di Kantor Komite Bensin Bertimbal (KKBB), Gedung Sarinah, Jakarta, Selasa (10/11/2015).
Yoga menilai, saat ini masyarakat dan pemerintah kurang simpati lagi dengan bus Transjakarta yang sudah beroperasi selama 12 tahun di Jakarta.
"Warga Jakarta dan pemerintah kelihatannya kurang menghargai ini, makanya dibuat MRT (Mass Rapit Transit) yang diharapkan untuk mengurai kemacetan," katanya.
Tidak hanya itu, kata Yoga, banyak hal yang harus dibenahi seperti penambahan armada Transjakarta, integrasi dengan bus kota lain sebagai pengumpan, integrasi dengan angkutan massal lain seperti KRL Jabodetabek dan MRT.
Tidak hanya itu, Yoga menuturkan, harus adanya perpanjangan dan pelebaran halte Transjakarta, penambahan jalur menyusul pada lokasi halte Transjakarta dan penegakkan hukum yang serius di lajur khusus Transjakarta.
"Kita dukung pembenahannya, kita ingin upgrade total Transjakarta," ucap Yoga.
Dia berharap, dalam kurun waktu empat tahun mendatang, Jakarta dapat memiliki jaringan angkutan umum massal berkelas dunia dengan kapasitas angkut besar.
Oleh karena itu, Yoga menilai, Pemda DKI dan PT Transportasi Jakarta harus bersungguh membuat seluruh komponen penyelenggara sistem Transjakarta, terutama kepolisian untuk mendukung penuh usaha Transjakarta sebagai moda transportasi utama di Jakarta.
"Kita ingin semua transportasi yang dimiliki jakarta, memiliki kualitas kelas dunia dan tidak akan ada lagi yang terkena macet. Kita tekankan lagi Transjakarta bisa di reformasi lagi sistemnya,"ungkapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU
-
Ancol Rencanakan Reklamasi 65 Hektare, Pastikan Tak Gunakan Dana APBD
-
Dirut PAM Jaya Jamin Investor Tak Bisa Paksa Naikkan Tarif Air Pasca-IPO