Suara.com - Seorang sandera kelompok pemberontak Abu Sayyaf Filipina, Bernard Then, tewas dipenggal setelah negosiasi pembebasan dirinya menemui jalan buntu. Militer Filipina, sebagaimana dilansir The Star, mengatakan bahwa kegagalan negosiasi berujung pada pemenggalan Bernard oleh kelompok yang dipimpin Indang Susukan di Pulau Jolo, Filipina bagian selatan.
Kegagalan itu terjadi saat Abu Sayyaf menaikkan besaran uang tebusan dari jumlah awal yang mereka minta. Relawan sosial asal Jolo, kepada The Star, seperti dikutip Asiaone, mengatakan bahwa Bernard dipenggal di kawasan hutan Bukit Butaran, dekat Desa Idanan, sekitar pukul 4 sore, Selasa (17/11/2015). Kelompok relawan tersebut juga mengatakan berencana akan merilis video rekaman pemenggalan.
Brigadir Jenderal Alan Arrojado, komandan Satuan Gabungan Sulu, membenarkan bahwa Bernard Then dipenggal karena permintaan tebusan yang diajukan Abu Sayyaf tidak dipenuhi.
"Jenazah Then dikubur di dekat lokasi di mana dirinya dipenggal," kata Alan.
Alan mengatakan, militer saat ini sedang bergerak menuju lokasi pemenggalan guna mencari jenazah Bernard.
Sementara itu, kepolisian Malaysia mengaku belum mendapat kepastian soal kematian Bernard. Kepala Kepolisian Malaysia Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar, lewat akun Twitternya, mengatakan bahwa Kepolisian Bukit Aman masih menunggu konfirmasi dari Filipina.
Bernard, warga Malaysia yang bekerja di Kamboja, ditangkap saat berlibur bersama istrinya di Sandakan, Malaysia. Ia jatuh ke tangan Abu Sayyaf yang meminta tebusan sebesar 60 juta Peso atau sekitar Rp17,5 miliar untuk pembebasan dirinya, dan seorang sandera lain bernama Thien Nyuk Fun.
Thien, manajer restoran Ocean King, Sandakan, berhasil dibebaskan lebih dahulu pada tanggal 8 November lalu. Ia dibebaskan setelah uang tebusan sebesar 3juta Ringgit atau Rp9,4 miliar dibayarkan pada Abu Sayyaf.
Menurut sumber di Pulau Jolo, keduanya sama-sama ditahan di Susukan. Namun, ketika Thien dibebaskan, seorang petinggi Abu Sayyaf lainnya muncul dan memperumit upaya pembebasan Bernard atas jumlah uang yang sudah disepakati sejak awal.
Keluarga, yang awalnya optimistis Bernard akan dibebaskan, terkejut saat kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan.
Tag
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram