Kematian puluhan bayi secara tiba-tiba di Kapubaten Ndunga, Papua menimbulkan tanda tanya besar mengenai penyebabnya. Pihak Kementerian Kesehatan pun telah menerjunkan tim surveilan untuk menyelidiki penyebab kematian 32 orang bayi berusia di bawah dua tahun tersebut.
"Jadi kita sudah kirimkan tenaga ahli epidimologis untuk mengetahui asal usul penyakit. Kalau kita sudah tahu akar masalahnya maka bisa diberikan upaya lebih lanjut untuk pencegahan agar angka kematian bisa ditekan," ujar Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), HM Subuh di Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Ia juga mengatakan bahwa jumlah pasti total bayi yang meninggal dunia masih simpang siur. Menurutnya akses komunikasi yang minim menghambat pelaporan informasi dari tim di lapangan ke Kementerian Kesehatan.
"Lokasi distrik harus ditempuh lima jam lewat jalur darat untuk menuju danau Habema. Di sini titik terakhir komunikasi bisa dilakukan, sedangkan untuk menuju kabupaten Ndunga butuh waktu tempuh selama enam jam," imbuhnya.
Oleh karena itu, Subuh belum bisa memberikan pernyataan mengenai penyebab pasti meninggalnya puluhan bayi tersebut. Namun sebelum meninggal, bayi tersebut dilaporkan mengalami gejala demam tinggi, kejang dan diare.
"Kalau kita kaitkan dengan prevalensi malaria, tampaknya malaria pada balita tidak menunjukkan gejala seperti itu. Tidak ada juga hewan ternak yang mati, sehingga kita tidak mau berandai-andai. Kita tunggu saja laporan dari tim yang di sana," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Bobon Santoso Ungkap Perjalanan Berbahaya di Papua: Heli Batal Jemput, Dikawal TNI Bersenjata
-
Setahun Berdampak: Listrik Desa Hadirkan Terang dan Harapan ke Pelosok Negeri
-
Quo Vadis Komite Otsus Papua?
-
Lukas Enembe Sudah Meninggal, KPK Ungkap Alasan Periksa Tukang Cukur Langganannya
-
KPK Kejar Pihak Lain dalam Kasus Korupsi Lukas Enembe, Sopir dan Tukang Cukur Turut Diperiksa
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Biar Talas dan Sagu Tak Dianggap Makanan Kelas Bawah, Mendagri Minta Daerah Gandeng Ahli Kuliner
-
Usut Kasus CSR, KPK Panggil Politikus Nasdem Rajiv
-
Johnson Panjaitan Wafat: Advokat HAM Pemberani, Mobil Ditembak, Kantor Digeruduk Nyali Tak Ciut
-
Pemerhati Dorong Penegakan Hukum Humanis Bagi Korban Narkoba: Harus Direhabilitasi, Bukan Dipenjara
-
Geger WNA Israel Punya KTP Cianjur, Bupati Tegaskan 100 Persen Palsu: NIK Tak Terbaca Sistem
-
Dua Tersangka Kasus Suap Bupati Kolaka Timur Dipindahkan ke Kendari, Sidang Siap Dimulai!
-
WNA Israel Punya KTP Cianjur Viral di Medsos, Kok Bisa Lolos? Ini Faktanya
-
Baru Bebas, Dua Residivis Curanmor Nyamar Jadi Driver Ojol dan Beraksi Lagi
-
Geger Ijazah Jokowi, Petinggi Relawan Andi Azwan: Yang Nuding Palsu Itu Teroris!
-
Pemprov DKI Tertibkan Pasar Barito, Pramono: Kami Sangat Humanis, Manusiawi Sekali