Suara.com - Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) akan menetapkan atlet-atlet yang bermain rangkap mulai 2016.
"Kami akan fokus pada pemain-pemain muda yang memang mampu bermain rangkap, baik pada ganda putra, ganda putri, maupun ganda campuran. Saya sudah sampaikan kepada pelatih dan akan kami jalankan pada awal tahun depan," kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Rexy Mainaky di sela MILO School Competition 2015 di Jakarta, Sabtu.
Penetapan atlet bermain rangkap pada nomor ganda dilatarbelakangi prestasi sejumlah pasangan atlet pada ganda campuran dan ganda putra maupun putri yang terus melorot pada setiap turnamen.
"Jika sampai akhir tahun, seorang pemain ganda putra atau putri kurang berprestasi, kami akan mencoba untuk memindahkannya ke ganda campuran. Akan tetapi, kami akan tetap memproyeksikan prestasi pemain meskipun dia tidak terkena degradasi pada salah satu nomor ganda," kata Rexy.
Salah satu pemain yang pindah ke ganda putri adalah Richi Puspita Dili yang sebelumnya berpasangan dengan Riky Widianto pada nomor ganda campuran. Richi berpasangan dengan Rizki Amelia Pradipta pada ganda putri dan mengikuti turnamen Makau Terbuka 2015.
"Pelung Richi masuk Olimpiade 2016 sudah tidak ada. Sementara ini, kami menunggu promosi degradasi pelatnas PBSI. Lalu, kami akan tetapkan Richi pada sektor mana yang sesuai," kata Rexy.
PBSI telah menyiapkan sejumlah pemain muda untuk turun rangkap pada dua nomor ganda, seperti Muhammad Rian Ardianto, Hardianto, dan Rian Swastedian.
Meskipun akan mulai menerapkan pola permainan rangkap, Rexy menjelaskan pelatnas PBSI tidak akan terburu-buru dan akan berhati-hati untuk menetapkan atlet-atlet yang bermain rangkap.
Sebelumnya, Rexy menyatakan bermain rangkap memberikan manfaat prestasi bagi atlet karena atlet dituntut cepat beradaptasi dan lebih intensif mempelajari pola permainan lawan.
"Ritme permainan pada ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran sangat berbeda," kata Rexy saat di pelatnas PBSI Cipayung Jakarta.
Atlet juga akan mendapatkan manfaat daya tahan fisik dan mental yang kuat karena mengikuti lebih dari satu pertandingan dalam satu hari.
"Soal fisik bisa disiasati. Misalnya, tahu akan bermain di dua nomor maka latihan persiapannya juga disesuaikan untuk bermain di dua nomor. Permainannya juga harus lebih efisien," kata Rexy. [Antara]
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen
-
Rocky Gerung 'Spill' Agenda Tersembunyi di Balik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir
-
Kriminalisasi Masyarakat Adat Penentang Tambang Ilegal PT Position, Jatam Ajukan Amicus Curiae
-
Drama PPP Belum Usai: Jateng Tolak SK Mardiono, 'Spill' Fakta Sebenarnya di Muktamar X
-
Horor MBG Terulang Lagi! Dinas KPKP Bongkar 'Dosa' Dapur Umum: SOP Diabaikan!
-
Jalani Kebijakan 'Koplaknomics', Ekonom Prediksi Indonesia Hadapi Ancaman Resesi dan Gejolak Sosial
-
Mensos Gus Ipul Bebas Tugaskan Staf Ahli yang Jadi Tersangka Korupsi Bansos di KPK
-
Detik-detik Bus DAMRI Ludes Terbakar di Tol Cikampek, Semua Penumpang Selamat
-
Titik Didih Krisis Puncak! Penutupan Belasan Tempat Wisata KLH Picu PHK Massal, Mulyadi Geram