Suara.com - Sejumlah pengamat politik menilai peran Majelis Kehormatan Dewan (MKD) terkait kasus dugaan pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto yang meminta jatah saham kepada PT Freeport Indonesia dengan mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden dalam perpanjangan kontrak karya sangat penting dan mempertaruhkan kewibawaan parlemen.
Jika MKD 'bermain' dalam arti mendukung kepentingan politik tertentu, maka citra DPR akan hancur di mata rakyat Indonesia.
"Kalau MKD main-main, tidak memenuhi aspirasi publik, dia akan kehilangan simbol kehormatan. Maka simbol MKD mengalami kehancuran," kata budayawan sekaligus aktivis sosial Romo Benny Susatyo, dalam diskusi tentang sidang MKD atas pelanggaran etik Ketua DPR Setya Novanto di Kafe Deli, Jalan Sunda No 7, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015).
Romo Benny menilai ada kekuatan pemodal/pengusaha yang bermain dibalik rencana sidang MKD terhadap Setya Novanto. Disinyalir sidang MKD nanti partai Golkar tetap mempertahankan Setya sebagai pimpinan DPR.
"Ada kekuatan kapital dibalik itu. Ada yang mempertahankan Ketuanya (Setnov) dengan cara membuat sidang MKD tidak melakukan fungsi. Jadi MKD jangan main main, bila simbol tercemar maka parlemen akan ditinggal publik," ujarnya.
Pengamat politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti menuturkan pertemuan Setya Novanto dengan seorang pengusaha minyak dan bos PT Freeport Indonesia yang meminta pembagian saham itu jelas pelanggaraan kode etik. Sebagai seorang pimpinan DPR Setya tidak bisa bebas bertemu dengan pengusaha.
"Setnov bertemu dengan bos PT Freeport dalam kapasitasnya sebagai pimpinan DPR itu adalah pelanggaran etik. Tapi kalau pun dia bertemu atas nama individu, seharusnya hal itu terbuka dan bukan rahasia negara. Jadi buka saja rekaman pembicaraan itu secara terbuka ke publik," tandasnya.
"Kasus ini sangat besar, jadi fokus saja usut kasus tersebut hingga tuntas".
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Menteri Haji Umumkan Tambahan 2 Kloter untuk Antrean Haji NTB Daftar Tunggu Jadi 26 Tahun
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!
-
Krisis Politik di Madagaskar Memanas, Presiden Rajoelina Sebut Ada Upaya Kudeta Bersenjata
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi