Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari fraksi Partai NasDem Akbar Faisal mengatakan, ada tiga fraksi yang meminta persidangan Setya Novanto digelar secara terbuka. Tiga fraksi yang mendukung sidang terbuka yakni Hanura, PDIP, dan Demokrat.
"Saya katakan bahwa, kami, saya, pak Suding, pa Junimart dan temen-teman demokrat, itu menginginkan terbuka,"ujar Junimart usai persidangan Setya Novanto di Gedung Nusantara II, Komplek MPR DPR, Jakarta, Senin (7/12/2015).
Lanjut Akbar, tiga orang fraksi di MKD yang mendukung sidang terbuka yakni PDIP, Hanura dan Demokrat.
"Saya bersama pak Sarifuddin Sudding, pak Guntur Sasono, pak Darizal Basir dan beberapa lagi lainnya, meminta maaf. Tapi inilah realitasnya," kata Akbar
Akbar menuturkan, dalam persidangan sudah ditawarkan apakah berlangsung terbuka atau tertutup. Namun, kata Akbar, tiga fraksi tak bisa meyakinkan kepada forum untuk menggelar sidang terbuka.
"Kami tetap saja dalam posisi mau terbuka. Tapi saudara-saudara sekalian, saya katakan di hadapan rakyat Indonesia yang berhak mendapatkan informasi tentang wakil mereka di DPR. Bahwa sekali lagi kami tidak dalam posisi yang bisa meyakinkan anggota majelis untuk terbuka,"tuturnya.
Tiga fraksi yang mendukung Sidang Setya Novanto terbuka berasal dari Partai Hanura, PDI Perjuangan, Demokrat.
"Saya bersama pak Sarifuddin Sudding (Hanura), Junimart Girsang (PDIP), Guntur Sasono ( Demokrat, pak Darizal Basir (Demokrat) dan beberapa rekan lainnya, meminta maaf. Tapi ini realisasinya, "ungkapnya.
Ia membantah kabar miring yang menyebut semua fraksi di MKD mendukung sidang tertutup Setya Novanto.
"Karena ada yang mulai dengan bermain tidak benar dengan mengatakan ke publik , bahwa semua fraksi semua anggota MKD setuju untuk tertutup, maka saya katakan tidak benar," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Jarang Hadir Rapat, Bambang Soesatyo Dilaporkan ke MKD DPR RI
-
Mengintip Rumah Setya Novanto di Kupang yang Dilelang KPK, Harganya Miliaran!
-
Pembahasan KUHAP Diperkarakan ke MKD, Puan Sebut DPR Sudah Libatkan Banyak Pihak: Prosesnya Panjang
-
Adies Kadir Mulai Aktif Lagi, Puan Bilang DPR Tak Perlu 'Woro-woro'
-
Dilaporkan ke MKD, Komisi III Bantah Catut Nama LSM dalam Pembahasan RKUHAP
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
Terkini
-
Pramono Sebut UMP Jakarta 2026 Naik, Janji Jadi Juri Adil Bagi Buruh dan Pengusaha
-
Polda Metro Bongkar Bisnis Aborsi Ilegal Modus Klinik Online: Layani 361 Pasien, Omzet Rp2,6 Miliar
-
Beda dengan SBY saat Tsunami Aceh, Butuh Nyali Besar Presiden Tetapkan Status Bencana Nasional
-
Kronologi Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon, Telepon Panik Jadi Awal Tragedi Maut
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah