Suara.com - Ribuan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) meramaikan kegiatan "Niti Laku" atau napak tilas dengan berjalan kaki dari Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Kampus UGM Bulaksumur, Minggu (13//12/2015) pagi.
Kegiatan ini dihelat untuk mengenang sejarah berdirinya kampus biru. Kegiatan yang diselenggarakan sebagai rangkaian Dies Natalis UGM ke-66 itu juga diikuti Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Gubernur DIY Sri Sultan HB X, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti, serta Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga merupakan alumni kampus itu.
"Dengan Niti Laku kita akan selalu mengingatkan kepada seluruh jajaran keluarga alumni maupun masyarakat luas bahwa dulu UGM dimulai dari Pagelaran Keraton," kata ketua panitia Niti Laku, Toyo S Dipo di sela kegiatan itu.
Menurut Toyo, sejarah berdirinya UGM tidak dapat dilepaskan dari peran Sri Sultan HB IX, yang mengijinkan penggunaan Pagelaran Keraton untuk aktivitas perkuliahan pada awal berdirinya kampus UGM.
Bahkan saat itu Sultan HB IX juga menyerahkan sebagian tanah Keraton untuk pembangunan kampus UGM di wilayah Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta.
"Sehingga UGM dan Keraton jelas tidak akan bisa dipisahkan," katanya.
Sebelum pelepasan peserta Niti Laku yang dilakukan oleh Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan HB X, panitia juga mempersembahkan fragmen yang menggambarkan perbincangan para tokoh khusunya Bung Karno dan Sri Sultan HB IX pada awal pendirian UGM.
"Saya berharap kegiatan ini memberikan manfaat dan menjadikan UGM semakin dicintai rakyat karena terus memberikan kemanfaatan bagi masyarakat Yogyakarta pada khususnya, serta nusa dan bangsa," kata Sultan.
Kegiatan Niti Laku dengan tema "Trus Makarya Ngarumke Negara" itu juga diramaikan dengan parade budaya yang menghadirkan berbagai kesenian seperti tari angguk, barongsai, marching band UGM, serta kesenian lain dari berbagai daerah dan diikuti kirab Helicopter Bung Karno, serta Mobil Listrik UGM. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Pameran Pangastho Aji: Merawat Nilai Luhur dari Keraton Yogyakarta
-
Getaran New Honda ADV160 Siap Guncang Yogyakarta, Catat Jadwalnya
-
Dulu Ramai, Kini Sepi: Kisah Redupnya Pusat Buku Taman Pintar Yogyakarta
-
SMAN 2 Ngaglik Raih Juara AXIS Nation Cup 2025 Preliminary Yogyakarta
-
Dari Mana Nama 'Tolpit'? Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Bulan Madu Maut di Glamping Ilegal, Lakeside Alahan Panjang Ternyata Tak Kantongi Izin
-
Geger Ziarah Roy Suryo Cs di Makam Keluarga Jokowi: 7 Fakta di Balik Misi "Pencari Fakta"
-
Kronologi Bulan Madu Maut di Danau Diateh: Istri Tewas, Suami Kritis di Kamar Mandi Vila
-
FSGI: Pelibatan Santri dalam Pembangunan Musala Ponpes Al Khoziny Langgar UU Perlindungan Anak
-
Dugaan Korupsi Chromebook: Petinggi Perusahaan Teknologi Dipanggil Jaksa, Ternyata Ini Alasannya
-
FSGI Kecam Rencana Perbaikan Ponpes Al Khoziny Pakai Dana APBN: Lukai Rasa Keadilan Korban!
-
Krisis Politik di Madagaskar Memanas, Presiden Rajoelina Sebut Ada Upaya Kudeta Bersenjata
-
Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan: Para Petinggi BUMN Ini Mulai Diselidiki Kejagung
-
18 Profesor Hukum Bela Hasto, Minta MK Rombak Pasal Kunci Pemberantasan Korupsi
-
GIPI Soroti Pungutan Wisman dalam Revisi UU Kepariwisataan: Industri Wisata Bisa Terdampak