Suara.com - Kepolisian Resor Bogor Kabupaten, Jawa Barat, melakukan upaya antisipasi beredarnya buku pelajaran mengandung unsur radikalisme dengan meningkatkan kewaspadaan dan imbauan kepada masyarakat untuk sama-sama mengawasi.
"Sesuai instruksi Kapolres agar kepolisian di wilayah ini bersama-sama masyarakat melakukan pengawasan, jika ditemukan segera melapor jangan sampai wilayah Bogor juga tersebar buku pelajaran tersebut," kata Kasubag Humas Polres Bogor Kabupaten, AKP Ita Puspitalena, di Cibinong, Jumat.
Ita mengatakan, setelah menyebarnya berita penemuan buku pelajaran Taman Kanak-Kanak (TK) yang mengandung unsur radikalisme di Depok, Kapolres Bogor langsung menginstruksikan seluruh Polsek di wilayah Kabupaten Bogor untuk memberikan sosialisasi kepada para kepala sekolah.
"Kita sama-sama mengantisipasi, jangan sampai beredar di wilayah Bogor," katanya.
Instruksi serupa, juga disampaikan kepada para Kepala Satuan dan anggota Babinkamtibmas untuk mengimbau ke sekolah-sekolah dan Dinas Pendidikan setempat untuk mengantisipasi peredaran buku pelajaran berbau radikalisme.
"Kita mengimbau agar guru-guru juga mengantisipasi, sebelum buku pelajaran dibagikan kepada siswa, agar dilihat atau dicek halaman per halamnya terlebih dahulu," katanya.
Ita menambahkan, hingga kini belum diperoleh laporan adanya penemuan buku berbau radikalisme yang menyebar di wilayah Kabupaten Bogor.
"Belum ada laporan, kami masih terus memantau," katanya.
Sementara itu, dalam pesan informasi yang disampaikan Humas Polres Bogor Kabupaten menginformasikan, peredarnya buku pelajaran tingkat TK yang mengandung unsur radikalisme terjadi di wilayah Depok terungkap oleh Gerakan Pemuda (GP) Anshor berdasarkan laporan dari masyarakat.
Dalam penelusuran, buku pelajaran tersebut dicetak di Solo, Jawa Tengah. Buku dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis. Terdapat kalimat berbunyi 'Selesai-Raih-Bantai-Kiyai'.
Terdapat sekitar 32 kalimat yang mengarah pada tindakan radikalisme di antaranya 'sabotase', 'gelora hati ke Saudi', 'bom', 'Sahid di medan jihad', dan 'cari lokasi di Kota Bekasi'.
Ada juga kalimat dan kata-kata yang mengandung radikalisme seperti rela', 'basoka dibawa lari', 'selesai raih bantai kirai', dan 'kenapa fobia pada agama'.
Buku pelajaran tersebut terdapat lima jilid. Buku merupakan cetakan pertama tahun 1999 kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke-167. Penulis buku juga memasukkan aspek ideologi seperti di halaman 18 buku jilid 4 yang menyebutkan nama Bin Baz yang merupakan Syekh dari Salafi Wahabi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
-
Blueprint Keberlanjutan Ride-Hailing Indonesia: Motor Penggerak UMKM dan PDB Nasional
-
Anggota DPR Non Aktif Korban Disinformasi dan Fitnah, Bukan Pelaku Kejahatan
-
Jejak Korupsi POME: Dari Kantor ke Rumah, Kejagung 'Kunci' Pejabat Bea Cukai